IAG Guardian 4×4 APC |
Kompetisi di segmen rantis (kendaraan taktis) lapis baja berpenggerak 4×4 terlihat lumayan ketat. Di ajang Indo Defence 2016 secara gamblang menyiratkan persaingan tersebut. Dengan mengacu pada suatu standar, boleh jadi produk antar pemain serasa beda-beda tipis. Mulai dari spesifikasi mesin, suspensi, pilihan senjata sampai material anti peluru, semuanya bisa saling diadu. Namun lain dari itu, predikat battle proven menjadi poin keunggulan tersendiri yang belum tentu dimiliki tiap rantis.
Ketika rantis APC (Armoured Personnel Carrier) telah menyandang gelar “battle proven” maka nilai jualnya dipasar akan ikut terkatrol. Yang paling mudah dilihat adalah rantis Bushmaster PMV (Protected Mobility Vehicle) produksi Thales Australia. Rantis 4×4 dengan kemampuan MRAP (Mine Resistant Ambush Protected) sudah membuktikan kemampuannya dalam Perang di Irak dan Afghanistan. Berangkat dari tersohornya Bushmaster, PT Pindad kemudian merilis rantis Sanca yang dibangun dari platform Bushmaster, setelah sebelumnya Bushmaster digunakan Sat-81/Gultor Kopassus TNI AD.
Dari dalam negeri, kiprah pelibatan panser Anoa 6×6 APC dalam misi TNI sebagai Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Lebanon dan Sudan, juga ikut mengangkat pamor Anoa secara marketing. Model pelibatan operasi plus bermuatan promosi sebelumnya juga telah sukses dilakoni panser Renault VAB dalam misi Perancis mendukung pasukan PBB di Bosnia di tahun 90-an.
Nah, diantara peserta Indo Defence 2016, ada satu tamu yang datang lumayan jauh dari Kanada, yakni International Armored Group (IAG) yang membawa langsung dua rantis 4×4 APC, masing-masing Guardian dan Jaws. Diantara keduanya Guardian sudah menyandang predikat battle proven, pasalnya rantis yang bisa membawa 10 pasukan ini telah digunakan milter Kurdi dalam memerangi militan ISIS di Irak.
Dari segi tongkrongan, Guardian sebenarnya mirip dengan rantis APC Turangga buatan Tugasanda, karena toh sama-sama punya ground clearance tinggi, punya kemampuan MRAP dan sama-sama dapat membawa 10 pasukan. Lalu apa yang membuat Guardian cukup pede datang ke Indonesia?
Dengan bekal penugasan bertempur melawan ISIS, Guardian disebut-sebut mampu menahan sengatan proyektil dari high level ballistic dan blast resistance. Dengan mengusung dapur pacu mesin diesel V8 turbo 6.7L yang menghasilkan tenaga 300 HP, selain itu mesin diesel, IAG juga menawarkan Guardian dalam pilihan mesin bensin dari jenis V10 6.8L, dengan mesin ini dihasilkan tenaga 352 HP. Guardian beoperasi dengan transmisi otomatis 5 atau 6 percepatan. Dengan bobot penuh 8.000 kg, Guardian dapat dibawa ngebut sampai kecepatan 120 km per jam di jalanan mulus. Dengan kondisi bahan bakar penuh, Guardian dapat menjelajah sampai 800 km.
Dari aspek perlindungan, Guardian APC dirancang dengan proteksi balistik standar hingga CEN Level B6/ NIJ III atau STANAG level II. Tapi dengan add-on armor package, proteksi Guardian dapat ditingkatkan hingga CEN B7 dan STANAG level III. Tambahan proteksi dapat saja dilepas untuk mengurangi bobot kendaraan, semisal untuk memudahkan manuver kendaraan saat melintasi medan off road. Pada prinsipnya Guardian memberi proteksi 360 derajat pada awaknya, termasuk penerapan 3 point door locking untuk memberi perlidungan esktra dalam menghadapi efek ledakan. Pihak pabrikan menyebut Guardian mampu menahan efek 6 kg TNT yang meledak di bawah kendaraan.
Untuk roda, selain mengusung jenis run flat, masih ada teknologi CTIS (Centra Tire Inflation System) yang mampu menambah atau mengurangi tekanan angin pada tiap ban hanya dengan sentuhan jari pada tombol kemudi. CTIS bermanfaat untuk mengoptimalkan laju kendaraan pada setiap medan. Semisal kendaraan terjebak di medan lumpur atau amblas, maka secara otomatis tekanan angin dapat dikurangi untuk menambah traksi pada permukaan dan mengurangi tekanan keseluruhan.
Meski sistem senjata dapat disesuaikan, Guardian APC sampai saat ini masih mengadalkan kubah ‘manual’ semi terbuka untuk SMB (Senapan Mesin Berat) M2HB Browing 12,7 mm. Sementara fitur pendukung yang ada di Guardian mencakup fire suppression system, tactical wheels and tires, electric winch, thermal imaging surveillance cameras with monitors, long range lights, VHF and HF communication systems, dan removable ballistic glass wire mesh. Secara umum, Guardian APC punya panjang 6,1 meter, lebar 2,9 meter, dan tinggi 2,6 meter.
Mengenai IAG, perusahaan asal Kanada yang didirikan 21 tahun lalu oleh Anton Stefov, kini telah memiliki basis produksi di luar Kanada, yakni di Amerika Serikat, Uni Emirat Arab dan Turki. Dan untuk Guardian yang berlaga di Irak, adalah produksi pabrik di Uni Emirat Arab. Melihat pola pemasaran yang menyebarkan lini produksi, boleh jadi IAG akan menawarkan produksi bersama di Indonesia. (Gilang Perdana)
Sumber : http://www.indomiliter.com/