B-1B Lancer, Bomber Maut Dukung Pergerakan Tentara Irak Kuasai Kembali Kota Ramadi - Radar Militer

31 Desember 2015

B-1B Lancer, Bomber Maut Dukung Pergerakan Tentara Irak Kuasai Kembali Kota Ramadi

bomber B-1B
Bomber B-1B

Angkatan Udara Amerika Serikat mengerahkan bomber B-1B, bukan A-10, untuk memberi dukungan serangan udara jarak dekat kepada tentara Irak, pada saat mengambil alih kota Ramadi dari ISIS. Hal ini ditegaskan oleh Kolonel Steve Warren, jurubicara Operation Inherent Resolve, kepada CNN, pada Kamis, 24 Desember 2015.
Steve Warren mengatakan bahwa bomber B-1B dipilih karena mampu membawa 84 bom 500lb dan terbang selama 10 jam tanpa mengisi ulang bahan bakar. Menurut Warren, pesawat pembom B-1B Lancer terbukti dapat menjadi pesawat pendukung serangan darat jarak dekat yang sangat efektif. B-1B dapat menggantikan tugas pesawat A-10 Thunderbolt II yang selama ini menjadi andalan Amerika Serikat.
B-1B Lancer pertama kali diproduksi oleh Rockwell, sekarang menjadi bagian Boeing, pada 18 Oktober 1984. Bomber ini merupakan pengembangan dari B-1A, prototipe pesawat pembom strategis, yang dibuat pada 1970. Program bomber B-1A hanya sampai pada pembuatan empat prototipe dan terhenti hingga 10 tahun kemudian dikembangkan menjadi B-1B Lancer yang memiliki teknologi siluman.
Bomber B-1B menggunakan empat mesin turbofan General Electric F101-GE-102 sehingga dapat melesat hingga kecepatan 1,25 mach atau 1.324 km/jam dengan daya jelajah hingga 12.000 km. Pesawat ini memilik panjang 44, 81 m, panjang sayap ayun 23,84 m, sayap saat direntangkan 41,67 m, dan tinggi 10,36 m. Berat kosong bomber ini adalah 87 ton, dan berat maksimum pada saat lepas landas 216,3 ton.
Awalnya, bomber B-1B Lancer dirancang untuk membawa bom nuklir, namun setelah Uni Soviet pecah, pesawat ini juga digunakan untuk membawa bom konvesional. Debut pertempuran pertama bomber ini saat diterjunkan dalam Operasi Desert Fox, pada 1998. B-1B juga dilibatkan dalam operasi NATO di Kosovo beberapa tahun kemudian. Amerika juga menggunakan B-1B dalam operasi bersama NATO di Irak dan Afghanistan. Bomber jarak jauh ini diperkirakan akan terus digunakan hingga 2030, dengan beberapa program modernisasi.
Boeing melakukan program modernisas ipesawat pembom B-1B Lancer, yang meliputi modernisasi radar, perangkat lunak avionik, sistem navigasi, layar display warna di kokpit, data links, kemampuan sensor, kemampuan perang elektronika, dan persenjataan yang dibawa. Modernisasi 62 bomber B-1B diharapkan selesai pada 2019.

Sumber : TSM

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb