Beli Pesawat Tempur Su-35, Komisi I Dorong Pakai State Kredit dari Rusia - Radar Militer

19 Februari 2016

Beli Pesawat Tempur Su-35, Komisi I Dorong Pakai State Kredit dari Rusia

Pesawat Tempur Su-35
Pesawat Tempur Su-35
Ketua Komisi I Bidang Pertahanan DPR Mahfudz Siddiq menyatakan pembelian pesawat Su-35 oleh pemerintah Republik Indonesia tidak menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara karena alokasi dana di APBN tak mungkin cukup.
“Sumber pendanaannya jelas bukan dari APBN atau Rupiah murni, tapi dari pinjaman luar negeri. Pinjaman didorong Komisi I adalah dari state credit,” kata Mahfudz di Gedung DPR RI, Jakarta.
State credit yang didorong Komisi I itu ialah dari Rusia sendiri selaku negara produsen Sukhoi. Apalagi, kata Mahfudz, Rusia pun sebelumnya pernah memberikan fasilitas kredit kepada Indonesia pada pengadaan alat utama sistem senjata RI untuk memenuhi target kekuatan pokok minimum TNI periode 2010-2014.
"Rusia pernah menyediakan fasilitas US$1 miliar kepada Indonesia, tapi yang digunakan (Indonesia) baru sekitar 300 juta sekian,” ujar Mahfudz.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera itu belum mengetahui persis jumlah anggaran yang bakal diperlukan untuk membeli pesawat tempur Su-35 dari Rusia. Harga satu unit Su-35 diperkirakan US$65 juta atau sekitar Rp951 miliar.
Yang jelas, kata Mahfudz, pembelian melalui state credit lebih menguntungkan bagi Indonesia dibanding commercial credit, sebab suku bunga lebih rendah dan jangka serta tenggat waktu pengembalian pinjaman dapat lebih lama.
Sebelum dilakukan pembelian Su-35 melalui state credit tersebut, ujar Mahfudz, perlu ada pembicaraan khusus antara Indonesia dan Rusia untuk menjamin ketersediaan kredit itu.
Mekanisme pembelian alutsista tersebut akan dibahas lebih lanjut oleh pemerintah dan Komisi I DPR. Komisi I, tegas Mahfudz, mendukung pembelian Su-35, dan menolak jika pesawat yang hendak dibeli merupakan armada bekas pakai.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengisyaratkan pemerintah RI akan segera menandatangani kontrak pembelian Su-35 untuk menggantikan skuadron F-5 Tiger TNI Angkatan Udara yang sudah menua.
Menurut Ryamizard, penandatanganan kontrak akan dilakukan di Rusia. “Nanti (teken kontrak) di Rusia. Saya kan mau ke Rusia. Ada undangan untuk seminar sekalian di sana,” kata dia.
Pekan sebelumnya dalam pertemuan Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Nikolai Patrushev dengan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjdaitan di Jakarta, Rusia menawarkan sejumlah alutsista produksi negaranya kepada Indonesia. Selain Su-35, kapal selam dan helikopter Mil Mi-17 juga disodorkan Negeri Beruang Merah.
Luhut berkata pada delegasi Rusia, jual beli alutsista antardua negara harus disertai transfer teknologi. Ia menyerahkan soal pembelian alutsista tersebut kepada Ryamizard selaku Menteri Pertahanan RI.

Sumber : http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160216090659-20-111168/borong-8-sukhoi-ri-didorong-komisi-i-pakai-kredit-dari-rusia/

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb