Rudal Starstreak |
Detasemen Artileri Pertahanan Udara Peluru Kendali 004/Dumai menerima 12 unit peluru kendali panggul/perorangan anti serangan udara Starstreak buatan Thales Air Defence, Inggris. Peluru kendali panggul ini menggantikan Rapier, buatan BAe Dinamics (kemudian MBDA), yang juga dari Inggris.
Sebagai satu sistem pertahanan titik, ke-12 peluru kendali Starstreak ini juga berikut satu radar. Mereka dikirim memakai kapal kargo sipil dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, dan disambut Komandan Artileri Pertahanan Udara Peluru Kendali 004/Dumai, Mayor (Arh) Joko Sukoyo.
"Alutsista lama diproses penarikan ke pusat, dan alat baru ini dikirim ke Dumai karena menjadi prioritas dalam rencana strategis pertahanan negara," kata Sukoyo, kepada pers. Dumai merupakan salah satu kota pelabuhan yang persis berhadapan dengan wilayah terpadat Selat Malaka, yang menjadi batas negara dengan Singapura dan Malaysia.
Setiba di pelabuhan, sistem pertahanan pasif titik Starstreak ini kemudian diperiksa kelengkapannya dan dibawa ke Markas Komando Detasemen Artileri Pertahanan Udara Peluru Kendali 004/Dumai, di Kelurahan Bagan Besar, Kecamatan Bukit Kapur, dengan pengawalan ketat Polisi Militer TNI AD dan Satuan Lalu-intas Polres Dumai.
Peluru kendali permukaan-ke-udara jarak dekat Starstreak ini berkecepatan lesat sekitar Mach 4 alias empat kali kecepatan suara (4.400 km/jam), jauh di atas kecepatan tertinggi pesawat tempur yang sekitar 2 Mach. Starstreak menjadi yang paling cepat di kelasnya, dan dilengkapi tiga sistem penginderaan aktif lasernya sehingga meninggikan tingkat perkenaannya kepada obyek sasaran.
Starstreak dipergunakan juga di Angkatan Darat Kerajaan Inggris sejak 1997, dan nama sistem pertahanan titik pasif ini diubah namanya oleh pabrikan menjadi Forceshield sejak 2012. Dibandingkan dengan sistem Rapier, sistem Starstreak ini jauh lebih kompak dalam hal ukuran dan penggelarannya; bobotnya cuma 14 kilogram sehingga bisa dioperasikan hanya satu personel pengawak saja,
Sumber : https://www.antaranews.com/