Rudal Pershing II milik AS |
Rusia akan mengembangkan dan mengadopsi sistem rudal jarak menengah baru jika Amerika Serikat (AS) memulainya lebih dulu. Sikap Moskow ini disuarakan parlemen setelah rincian anggaran pertahanan Washington baru-baru ini berpotensi melanggar perjanjian rudal tahun 1987.
”Jika rudal yang diumumkan oleh Kongres (AS) memang membuatnya masuk ke gudang senjata Amerika, kita harus mengembangkan dan mengadopsi hal yang sama. Rusia memiliki kapasitas militer dan teknis untuk itu,” kata Viktor Bondarev, Ketua Komite Pertahanan dan Keamanan Majelis Tinggi Parlemen Rusia.
Kedua negara sejatinya terikat Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) Treaty atau Perjanjian tentang Pasukan Nuklir Jarak Menengah tahun 1987. Perjanjian ini melarang pengembangan rudal baru dengan jarak tempuh antar 500 hingga 5.500 km.
Namun, pada hari Rabu, legislator AS mengalokasikan anggaran US58 juta untuk melawan dugaan ketidakpatuhan Rusia dengan perjanjian INF. Jumlah anggaran tersebut merupakan bagian dari USD700 miliar yang diusulkan dalam Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional (NDAA) untuk tahun fiskal 2018.
Langkah-langkah untuk melawan dugaan kegiatan Rusia mencakup sebuah program penelitian dan pengembangan rudal jarak menengah yang jelas-jelas melanggar perjanjian INF.
Parlemen Moskow tidak ragu lagi bahwa pelanggaran INF tersebut tidak dapat dihindari, dan memperingatkan pemerintah Rusia segera menanggapinya.
”Ini sepenuhnya akan bertentangan dengan perjanjian INF,” kata Vladimir Shamanov, Ketua Komite Pertahanan Majelis Rendah Rusia dan mantan kepala angkatan udara Moskow, pada hari Kamis.
”Presiden kami mengatakan: 'tanggapannya akan instan’,” katanya mengutip komentar yang pernah dilontarkan Presiden Vladimir Putin.
”Kami akan mematuhi persyaratan (INF), asalkan mitra kami melakukannya,” kata Putin pada bulan Oktober di Valdai Discussion Club, di Sochi. ”Jika mereka memutuskan untuk meninggalkannya, tanggapan kami akan instan dan simetris.”
AS sendiri sebelumnya telah mengancam untuk membatalkan perjanjian itu. Washington tidak memberikan bukti bahwa Rusia telah melanggar INF.
Namun, Menteri Pertahanan AS James Mattis mengatakan pada hari Kamis bahwa banyak negara-negara anggota NATO memiliki bukti tentang apa yang telah dilakukan Rusia. ”Kami memiliki keyakinan yang kuat sekarang selama beberapa tahun bahwa orang-orang Rusia telah melanggar INF dan usaha (kami) adalah untuk membawa Rusia kembali ke kepatuhan,” kata Mattis, seperti dikutip Russia Today, Jumat (10/11/2017). (Muhaimin)
Sumber : https://www.sindonews.com/