Tak Puas dengan Performa LCA Tejas, AU India Incar Jet Tempur Lain? - Radar Militer

13 November 2017

Tak Puas dengan Performa LCA Tejas, AU India Incar Jet Tempur Lain?

Tejas LCA (Light Combat Aircraft)
Tejas LCA (Light Combat Aircraft) 

Suatu pertanyaan yang masih menggantung adalah kenapa India, yang sudah memiliki proyek jet tempur mesin tunggal Tejas LCA (Light Combat Aircraft) masih menginginkan jet tempur multi peran bermesin tunggal yang diikuti oleh F-16 dan JAS-39 Gripen E? Bukankah Tejas memiliki kemampuan setara dan mampu mengisi peran dari F-16 dan Gripen?
Berdasarkan asumsi tersebut, salah seorang anggota Kongres India meminta Angkatan Udara India atau Bharatiya Vayu Sena untuk membatalkan pembelian F-16 atau Gripen dan kemudian membeli saja Tejas. Diserang seperti itu, AU India yang sudah mengoperasikan satu skadron Tejas yang belum lengkap akhirnya buka-bukaan: Tejas itu banyak sekali kelemahan dan keterbatasannya.
AU India mengatakan kalau Tejas kalah segala-galanya dari jet tempur Barat tersebut, kalah jarak terbang, kalah tonase persenjataan yang bisa diusung, dan kalah endurance atau waktu melaksanakan misi di atas medan pertempuran. Khusus untuk endurance, AU India bahkan mengatakan kalau Tejas hanya punya waktu 59 menit di atas medan pertempuran, dengan asumsi profil misi yang bisa dijalankan oleh AU India. Bandingkan dengan F-16 yang mencapai 4 jam atau Gripen yang 3 jam, kalah sedikit dari F-16.
Dari jumlah persenjataan yang dibawa, Tejas haya bisa membawa tiga ton persenjataan, sementara Gripen enam ton dan F-16 Viper Block 70 bisa membawa tujuh ton persenjataan. Untuk misi pemboman dan serang darat, butuh dua kali lebih banyak Tejas untuk mengirimkan bom ke sasaran dan menghancurkannya.
Bahkan untuk urusan perawatan, Tejas itu menjadi pesawat tempur yang mahal. Untuk setiap 1 jam terbang atau sorti, Tejas membutuhkan 20 jam kerja dari teknisi, dibandingkan enam jam kerja untuk Gripen dan 3,5 jam kerja untuk F-16. Bahkan dibandingkan MiG-21 Bison yang sudah tua, Tejas masih lebih rewel dan menghabiskan banyak tenaga. Usia pakai dari Tejas pun hanya 20 tahun saja, berbanding 40 tahun untuk Gripen atau F-16, sesuai dengan proyeksi jam terbang normal AU India.
Jika kemampuan Tejas masih begitu-begitu saja, AU India jelas memilih mencari yang lain. Sebagai pemakai, tentu mau yang terbaik, urusan nasionalisme tak ada artinya kalau Tejas tidak bisa dipakai berlaga di udara. Ini berarti, proyek MRCA untuk mencari jet tempur ringan segala fungsi akan diteruskan oleh AU India. (Aryo Nugroho)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb