Drone CH-4 Rainbow |
Seperti diberitakan Detik (17/3), Panglima TNI menjatuhkan pilihan solusi UAV (Unmanned Aerial Vehicle) CH-4 Rainbow buatan China karena seluruh teknologinya termasuk koneksi ke satelit diberikan kepada Indonesia sehingga dapat dimanfaatkan untuk banyak hal.
Misi yang sudah menunggu CH-4 di tanah air adalah pemberantasan penyelundupan, terorisme, penangkapan ikan ilegal, dan tentunya pengawasan atas batas-batas kedaulatan Republik Indonesia.
CH-4 yang dibuat oleh CASC sendiri didesain untuk terbang selama 15 jam pada ketinggian 50.000 kaki di atas permukaan laut, dengan jarak maksimal adalah 250 kilometer dari pusat kendali dan jarak terbang maksimal 2.750km. Drone ini bisa membawa beban maksimal sampai 250 kilogram.
Kemampuan gotong beban itu dibagi untuk sensor elektro optik dan kamera termal, sistem radar maritim atau radar SAR (Synthetic Aperture Radar) untuk pemetaan kontur permukaan, sampai dengan persenjataan dengan bobot 50 kilogram saja yang terdiri atas rudal dan roket.
Bentang sayap dari CH-4 sendiri mencapai 18 meter, sehingga menurut Panglima TNI sudah hampir menyamai Sukhoi Su-27/30 milik TNI AU. Ada dua versi dari CH-4 yaitu CH-4A untuk wahana intai dan CH-4B yang bisa dipasangi dengan senjata.
Desain CH-4 sendiri mirip MQ-1 Reaper milik AS, dengan tubuh silinder memanjang mencapai 11 meter dan mesin berdaya 900 hp yang menggerakkan baling-baling tiga bilah di belakang, dengan kecepatan terbang 350 km/ jam.
Keputusan pembelian itu dilakukan karena drone Aerostar yang selama ini dioperasikan oleh TNI AU kontrolnya tidak diberikan oleh Israel.
CH-4 atau Chai Hong 4 sendiri merupakan drone yang diproduksi oleh perusahaan China Aerospace Science and Technology Corporation (CASC). Ada dua versi, CH-4A dan CH-4B dan TNI AU dikabarkan telah membeli empat unit.
Menurut CASC, CH-4 memiliki karakteristik yang lebih baik bila dibandingkan dengan MQ-1 Predator yang dimiliki oleh AU AS dan baru-baru ini telah dipensiunkan. CH-4 sendiri dikembangkan dari basis drone CH-3 dan disiapkan untuk misi tempur, intai, dan juga serang darat dengan berbagai rudal dan bom pintar. (Aryo Nugroho)
Sumber : https://c.uctalks.ucweb.com