CASC China |
Alasan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto memilih Drone CH-4 Rainbow buatan perusahaan CASC China adalah alih teknologi maksimal yang diberikan, termasuk kendali penuh dan juga koneksi ke satelit TNI yang menumpang ke satelit komersial BRI.
Namun di luar itu, jika pembaca mengikuti berita pertahanan luar negeri, sesungguhnya CASC juga sering bermurah hati tidak hanya menjual, tapi juga mendirikan pabrik produksi Drone di negara pembelinya.
Mengutip ucapan Zhou Chenming yang pernah bekerja di anak perusahaan CASC dan kini jadi analis militer, CASC sendiri mendirikan pabrik produksi drone di Pakistan, Myanmar, dan juga Arab Saudi untuk merakit dan merawat drone CH-4 yang dibeli masing-masing negara.
Khusus untuk Arab Saudi, CH-4 diproduksi berdasar kerjasama perusahaan Taqnia yang merupakan perusahaan holding investasi teknologi milik Kerajaan Arab Saudi, KACST (King Abdul Aziz City for Science and Technology) dan perusahaan ALIT (Aerospace Long March International Trade) dan ditandatangani pada Maret 2017.
Dengan ditandatanganinya perjanjian tersebut, fasilitas produksi drone CH-4 yang didirikan di Arab Saudi bisa memproduksi seluruh pesanan drone yang dilakukan oleh negara-negara Timur Tengah dan melayani perawatan UAV CH-4 yang dibeli Mesir, Yordania, dan juga Irak.
Yang jelas, Indonesia memang darurat teknologi Drone, karena drone yang diproduksi oleh perusahaan swasta maupun BUMN industri pertahanan kapabilitasnya sangat terbatas apabila difungsikan sebagai drone militer, tidak ada yang memenuhi kriteria kebutuhan TNI. (Aryo Nugroho)
Sumber : https://c.uctalks.ucweb.com