Norinco Sky Dragon 50, “Kuda Hitam” Sistem Rudal Hanud Jarak Sedang untuk Indonesia - Radar Militer

25 November 2016

Norinco Sky Dragon 50, “Kuda Hitam” Sistem Rudal Hanud Jarak Sedang untuk Indonesia

Norinco Sky Dragon 50
Norinco Sky Dragon 50

Alutsista dari China ibarat kuda hitam di Indonesia, tidak pernah jadi unggulan namun dari jenis dan kuantitas sudah banyak tersebar di setiap matra. Dan salah satu pencapaian “emas” alutsista dari China yakni perannya yang dominan memasok kebutuhan sistem rudal hanud (pertahanan udara) dan rudal anti kapal. Dan kini China kian giat melakukan penetrasi ke pasar Indonesia, salah satu yang mendapat highlight adalah upaya Norinco (North Industries Corporation) untuk menawarkan sistem rudal hanud medium air defence (Menad) Sky Dragon 50 (GAS2) untuk kebutuhan Detasemen Pertahanan Udara (Denhanud) Paskhas TNI AU.
Sky Dragon 50 resmi adalah sebuah sistem hanud titik terpadu yang terdiri dari unit kendaraan peluncur (launcher unit), unit kendaraan radar pengintai dan unit kendaraan kendali/komando penembakkan. Bila dihitung dalam kesiapan satu baterai (1 kompi), maka satu baterai Sky Dragon 50 terdiri dari tiga sampai enam launcher unit, satu unit target designation radar, satu kendaraan komando FCS (Fire Control System) sebagai command post dan kendaraan pembawa (logistik) amunisi. Karena format Sky Dragon yang tak bisa dibilang ringkas, maka di ajang Indo Defence 2016 lalu, Norinco hanya memperlihatkan Sky Dragon 50 dalam wujud mockup.
Sky Dragon 50 terbilang sistem yang relatif baru diperkenalkan, tepatnya Sky Dragon 50 dimunculkan sosoknya pada China International Aviation & Aerospace Exhibition 2014 (AirShow China), di kota Zhuhai. Di Sky Dragon 50, Norinco meracik desain dari berbagai sumber, sebut saja untuk rudal yang digunakan adalah tipe DK-10A, rudal dengan additional booster stage dipercaya mencomot desain dan dan teknologi dari rudal AIM-7 Sparrow buatan Amerika Serikat. Sementara basis truk menggunakan Beiben model 2628 6×6, yang boleh dibilang copy-an dari Mercedes Benz.
DK-10 Missile
Rudal DK-10 memburu sasaran dengan teknologi active radar homing (ARH). Teknologi ARH ini digadang Norinco mampu engagement pada multi target dan dipersiapkan dengan ketahanan tinggi untuk melawan peperangan elektronik. Sebagai rudal hanud jarak sedang, DK-10 mampu menguber sasaran hingga jarak 50 km, sementara bisa terpaksa rudal juga dapat menghantam sasaran di jarak minimal 3 km. Soal ketinggian luncur, batas maksimal luncuran DK-10 adalah 20.000 meter dan minimal ketinggian tembak 30 meter.
Saat menguber sasaran, rasanya bakal sulit untuk bisa lepas dari sengatan DK-10, pasalnya rudal ini mampu melesat dengan kecepoatan 1.000 meter per detik. Manuver rudal pun sanggup jumpalitan hingga 38G. Selain dilengkapi pemandu intertial, rudal ini juga tekoneksi dengan data link. Dengan hulu ledak HE (High Explosive) 20 kg berfragmentasi, rudal ini jelas punya daya hancur yang tinggi. Dalam setiap launcher unit dapat membawa empat peluncur. Dengan mengadopsi truk Beiben model 2628, mobilitas sistem rudal ini dapat dipindahkan dengan kecepatan maksium 85 km per jam di jalan raya.
Dalam konsep gelar tempurnya, keseluruhan sistem Sky Dragon 50 dapat disiapkan di satu titik dalam tempo waktu 15 menit. Konfigurasi tiap unit peluncur dengan unit kendaraan commant post berjarak 5 km, jalur komunikasi mengandalkan combat net radio. Sementara untuk unit radar mengadopsi jenis IBIS 150 3D Target Designation Radar. Jangkauan deteksi radar ini mencapai 130 km. Sistem Sky Dragon 50 mampu mengidentifikasi 12 sasaran yang berbeda dan dapat langsung menembakkan 12 rudal yang disasar secara individual dalam hitungan detik.
Pihak Norinco tampak percaya diri dalam menawarkan Sky Dragon 50, sebelumnya Norinco telah memasok rudal hanud MANPADS (Man Portable Air Defence System) QW-3 untuk Paskhas dan Arhanud TNI AD dalam TD-2000B Missile Gun Integrated Weapon System. Bahkan, Paskhas kabarnya cukup puas dengan performa ‘fire and forget’ QW-3. Seperti dikutip dari Janes.com (2/11/2016), disebutkan pejabat Norinco telah memasukan proposal penawaran Sky Dragon untuk TNI AU, malahan katanya Sky Dragon 50 telah lulus dalam tahap evaluasi sistem.
Namun, apakah Sky Dragon 50 pasti yang bakal dibeli? Belum tentu, setidaknya Sky Dragon 50 masih harus menyisihkan sistem rudal NASAMS dari Norwegia. Sebagai catatan, selain dioperasikan China, Sky Dragon 50 telah di ekspor ke Rwanda. (Gilang Perdana)
Sumber : http://www.indomiliter.com/

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb