Pesawat Latih Supersonik T50 |
T50 Golden Eagle adalah pesawat tempur latih lanjut yang digolongkan ke dalam advance jet trainer, dan dapat digunakan sebagai pesawat tempur ringan. Kehadiran T50 Golden Eagle merupakan jembatan konversi dari pesawat latih menuju pesawat jet tempur. Dikembangkan oleh KAI (Korea Aerospace Industries) pada tahun 1997, dan diluncurkan pertama kali pada tahun 2006. TNI AU menggunakan pesawat ini yang ditempatkan di Skadron Udara 15 wing 3 Lanud Iswahyudi,
Pesawat T50i diproyeksikan sebagai pesawat pengganti Hawk MK-53 milik TNI AU, Pesawat ini bersaing sengit dengan Yakovlev 130 buatan Rusia, FTC2000 buatan China, dan Aero L-159 buatan Ceko. Sebelum menyandang nama T50, di Korsel pesawat ini lebih dikenal dengan sebutan KTX-2. Pemerintah RI secara resmi menandatangani pembelian 16 unit pesawat latih T50i senilai 400 juta US dollar pada Mei 2011, Versi untuk Indonesia tersebut diberi nama varian T-50i. Pengiriman pesawat dimulai sejak September 2013 lalu, dan gelombang terakhir diterima pada Januari 2014.
T50 menawarkan kemampuan yang tergolong luar biasa bagi pesawat tempur ringan, lantaran T50 sudah dilengkapi dengan HUD (Head Up Display), MFDs (Multifunction Display), dan HOTAS (Hands On Throttle-And-Stick). Selain itu pilot dimanjakan dengan adanya OBOGS (On Board Oxygen Generation Systems), dan antar pilot T50 sudah mampu bertukar data secara cepat mengenai kondisi medan pertempuran. T50 juga dilengkapi dengan kursi lontar berkemampuan zero-zero yang artinya mampu beroperasi di ketinggian 0 m dan kecepatan 0 km/jam.
Pesawat T50 dilengkapi dengan beragam persenjataan. Rudal udara ke udara AIM-9 Sidewinder, AGM-65 Maverick rudal udara darat, dan bom GBU-38/B Joint Direct Attack Munitions. Tidak ketinggalan meriam kaliber 20mm Gatling Gun untuk melayani pertempuran dog fight di udara, dan sejumlah roket tidak berpemandu mampu diluncurkan oleh T50.
T50 menggunakan mesin General Electric F404-GE-102 Turbofan, yang mampu menghasilkan daya dorong hingga mach 1.4. Kinerja mesin dikontrol oleh FADEC (Full Authority Digital Engine Control), untuk memastikan mesin berfungsi maksimal. Jarak jangkau T50 mencapai 1.851 km dengan ketinggian terbang mencapai 14 km. T50 diawaki oleh 2 orang pilot, yang dapat diubah menjadi siswa dan instruktur.
KAI sebagai perancang dari T50 kembali membuat terobosan dengan meluncurkan program pengembangan baru, yaitu program lanjutan atau TX Program. Rencananya TX ini akan menjadi jembatan bagi para pilot AU AS (USAF) sebelum mengoperasikan F-22 Raptor dan F-35.
Sumber : TSM