Menteri Pertahanan |
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, satelit komunikasi militer Indonesia yang rencananya diluncurkan pada 2019 bersifat rahasia.
Hal itu dikatakannya sesuai pelepasan mudik personel Kementerian Pertahanan, Jumat (1/7/2016), di Jakarta.
"Tidak seperti satelit lain yang bisa digunakan untuk umum atau perusahaan, di mana-mana kan satelit militer itu rahasia," ujar Ryamizard.
Sebelumnya, Komisi I DPR telah menyetujui pengajuan anggaran oleh Kementerian Pertahanan dan Markas Besar TNI untuk membeli satelit komunikasi militer dari Airbus Defence and Space.
Program pengadaan ini senilai 849,3 juta dolar Amerika Serikat.
Jika satelit komunikasi militer Indonesia beroperasi, semua komunikasi TNI akan dilakukan memakai satelit militer tersebut.
Seperti dikutip dari Antara, laman IHS Janes, edisi Kamis, menyatakan, persetujuan Komisi I DPR itu terjadi pada Senin lalu (27/6/2016).
Satelit komunikasi militer Indonesia itu akan beroperasi pada frekuensi L-Band.
Spesifikasi dan karakteristik satelit itu juga akan dikembangkan dan disesuaikan dengan keperluan operator dan institusi Indonesia.
Setelah diluncurkan, satelit komunikasi militer Indonesia itu akan dialokasikan pada koordinat 123 bujur timur, sebagaimana jatah penempatan satelit bagi Indonesia oleh Uni Telekomunikasi Internasional.
Koordinat itu sebelumnya ditempati satelit Garuda-1 yang dimiliki Asia Cellular Satellite, yang telah digeser karena sejumlah ketidakberesan sistem.
Adapun, pembiayaan satelit militer Indonesia itu akan berlangsung dalam skema tahun jamak selama lima tahun.
Sumber : http://nasional.kompas.com/read/2016/07/01/12433901/menteri.pertahanan.satelit.militer.harus.rahasia
Hal itu dikatakannya sesuai pelepasan mudik personel Kementerian Pertahanan, Jumat (1/7/2016), di Jakarta.
"Tidak seperti satelit lain yang bisa digunakan untuk umum atau perusahaan, di mana-mana kan satelit militer itu rahasia," ujar Ryamizard.
Sebelumnya, Komisi I DPR telah menyetujui pengajuan anggaran oleh Kementerian Pertahanan dan Markas Besar TNI untuk membeli satelit komunikasi militer dari Airbus Defence and Space.
Program pengadaan ini senilai 849,3 juta dolar Amerika Serikat.
Jika satelit komunikasi militer Indonesia beroperasi, semua komunikasi TNI akan dilakukan memakai satelit militer tersebut.
Seperti dikutip dari Antara, laman IHS Janes, edisi Kamis, menyatakan, persetujuan Komisi I DPR itu terjadi pada Senin lalu (27/6/2016).
Satelit komunikasi militer Indonesia itu akan beroperasi pada frekuensi L-Band.
Spesifikasi dan karakteristik satelit itu juga akan dikembangkan dan disesuaikan dengan keperluan operator dan institusi Indonesia.
Setelah diluncurkan, satelit komunikasi militer Indonesia itu akan dialokasikan pada koordinat 123 bujur timur, sebagaimana jatah penempatan satelit bagi Indonesia oleh Uni Telekomunikasi Internasional.
Koordinat itu sebelumnya ditempati satelit Garuda-1 yang dimiliki Asia Cellular Satellite, yang telah digeser karena sejumlah ketidakberesan sistem.
Adapun, pembiayaan satelit militer Indonesia itu akan berlangsung dalam skema tahun jamak selama lima tahun.
Sumber : http://nasional.kompas.com/read/2016/07/01/12433901/menteri.pertahanan.satelit.militer.harus.rahasia