Rantis Arwana Pindad |
Diberitakan Arcinc.id (27/8), Kesuksesan uji tembak tank medium Pindad tak lepas dari ‘tokoh’ di belakang layar yang jadi sasaran tembaknya. Ya, tak sekedar lesan kertas, uji tembak tank medium harus pula dilakukan terhadap kendaraan lapis baja supaya lebih afdol.
Maksudnya, supaya hasil uji tembaknya sahih, apalagi kalau menguji jenis peluru penembus baja APFSDS (Armor Piercing Fin Stabilised Discarding Sabot), sudah tentu wajib dicarikan sasaran yang bisa mewakili untuk pembuktian.
Nah, rupa-rupanya yang dijadikan sansak itu adalah bodi atau hull rantis Arwana Pindad. Arwana ini pernah dipamerkan dalam Indo Defence 2014 di Kemayoran dengan menggunakan kelir standar Polri karena hendak dipasarkan Pindad sebagai ganti panser Barracuda buatan Doosan Korea Selatan.
Paskhas TNI AU sendiri dikabarkan pernah pula menjajaki Arwana dan pernah diwacanakan dibeli untuk patrol penjaga pangkalan. Namun tahun berganti tahun, Arwana tak kunjung dibeli jua.
Sampai akhirnya hull rantis Arwana 4x4 itu jadi sasaran tembak munisi APFSDS, yang tepat menjebol pintu akses masuk ke dalam kabin kendaraan, yang kini berlubang besar menganga ‘disantap’ taring harimau baja Pindad.
Peluru M1057 TPCSDS-T 105mm Jebol Baja Rantis Arwana Bagai Kertas!
Pengujian kanon 105mm tank medium Pindad tidak sekedar mengandalkan munisi M393A3 HEP-T. Sebagai sebuah tank medium, fungsi asasinya tentu adalah untuk melawan tank lain, entah tank ringan, medium, atau Main Battle Tank sekalian, ayo saja!
Nah, munisi khusus penjebol tank mengandalkan pada munisi APFSDS (Armor Piercing Fin Stabilised Discarding Sabot). Namun mengingat keterbatasan lahan di Cipatat, maka tidak seperti munisi HEP-T/HESH yang menggunakan peluru tajam, maka untuk menguji peluru penjebol tank ini digunakanlah munisi latihnya.
Munisi latih dimaksud adalah peluru TPCSDS-T M1057 buatan Mecar Belgia. Desain munisi ini sudah menggunakan penetrator alias jarum (sub-caliber) berbahan tungsten. Desain ini memungkinkan energi kinetik maksimal diberikan untuk menembus kerasnya lapisan baja tank.
Penggunaan Cone Tail pada peluru M1070 sendiri didesain untuk memperlambat laju penetrator, sehingga jarak jangkau jarum penembus versi latih ini kurang dari 10 kilometer, sehingga aman untuk medan uji yang lahannya terbatas seperti di Cipatat ini.
Namun patut dicatat pula, walaupun namanya munisi latih, sasaran berupa panser Arwana pindad yang ditembak dengan proyektil M1057 ini kena telak dan masih saja tembus di kedua sisinya, tak beda dengan pisau panas menembus mentega! (Aryo Nugroho)
Sumber : c.uctalks.ucweb.com