Menengok Fregat HMAS Darwin Kapal Perang Milik RAN Australia - Radar Militer

29 Januari 2016

Menengok Fregat HMAS Darwin Kapal Perang Milik RAN Australia

Fregat HMAS Darwin
Fregat HMAS Darwin
Kapal perang Australia HMAS Darwin bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Australia Plus berkesempatan untuk mengunjungi kapal yang bermuatan 224 awak ini pada akhir pekan lalu.
Tiba di Jakarta pada Ahad (24/1) pagi, kapal perang HMAS Darwin langsung menerima kunjungan publik terbatas pada siang harinya. Bertolak dari Thailand, kapal perang jenis fregat seberat 4.000 ton ini sedianya berada dalam misi enam bulan di Timur Tengah untuk memberantas penyelundupan narkoba dan perompakan, yang dimulai akhir Desember 2015.
Ketika Australia Plus mengunjungi HMAS Darwin, para awak kapal yang dipimpin Letnan Kolonel (Letkol) Laut Philip Henry ini sedang berkumpul di geladak.
“Mereka sedang membangun tenda untuk acara pesta koktail besok malam. Tak ada misi khusus di Indonesia, kami hanya mampir,” kata pemandu siang itu, Sersan Stewart Martin, sambil membawa masuk rombongan kecil pengunjung ke dalam kapal.
HMAS Darwin adalah kapal perang buatan Amerika kelas Oliver Hazard Perry yang hanya diproduksi sebanyak 61 buah. Kapal ini mampu menangkal serangkaian ancaman dari udara, permukaan laut dan di bawah permukaan laut.
“Australia punya 6 kapal jenis ini. Selain HMAS Darwin, ada pula HMAS Adelaide, Canberra, Sydney, Melbourne dan Newcastle. Mereka adalah kapal Angkatan Laut Australia pertama yang bertenaga turbin gas untuk pendorong utamanya,” ucap Sersan Stewart.
Sersan Stewart kemudian mengajak Australia Plus dan pengunjung lainnya ke sisi geladak tempat pompa bahan bakar tersimpan.
“Ada yang tahu ini apa?” katanya kepada pengunjung sambil menunjuk pipa lebar yang tampak seperti memiliki cerobong asap. “Ini adalah bagian paling berbahaya dari kapal ini, selain rudal,” sambungnya.
Ia menuturkan, “Bahan bakar kapal ini diisi selagi kapal berjalan dan jarak antara kapal tanker pengisi bahan bakar dengan kapal kami harus tepat dan kecepatannya harus selaras. Sama seperti pengisian bahan bakar di udara.”
Dari situ, rombongan kecil diarak ke dalam menuju ruang kendali kapal, tempat di mana sistem navigasi dan kemudi berada. Kapal perang ini juga dilengkapi dengan hanggar helikopter beserta helikopter Seahawk yang kala Australia Plus berkunjung, baru saja menjalani pemeriksaan.
Dek utama, semacam lantai dasar pada bangunan HMAS Darwin disebut dek 1, dan tingkat di atasnya dimulai dengan angka 0. Misalnya, ruang kendali kapal yang berada selantai di atas dek utama maka disebut lantai 0-1. Sementara untuk tingkat-tingkat di bawah dek utama disebut dengan lantai 2 hingga 4, dengan lantai terbawah memiliki angka paling besar.
“Karena ini kapal Amerika jadi sistem penamaan lantai (tingkat)-nya seperti itu,” jelas sang pemandu siang itu.
Ia lantas menerangkan misi perang terakhir yang dijalankan HMAS Darwin, yakni Perang Teluk di awal dekade 1990-an.
“Saya tak bisa menjelaskan detil rudal apa saja yang ada di kapal ini, karena saya di sini sebenarnya insinyur laut, tapi seingat saya untuk misi perang, kapal ini terakhir terlibat dalam Perang Teluk,” ungkapnya.
Menurut keterangan di situs resmi Angkatan Laut Australia, HMAS Darwin pernah ditugaskan 5 kali ke Teluk Persia, yakni pada 1990, 1991, 1992, 2002, dan 2004. Kapal perang ini juga pernah bertugas di Timor Leste 1999 dan beroperasi di Kepulauan Solomon pada 2001.

Sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/2016-01-27/menengok-kapal-perang-australia-di-tepi-laut-jakarta/1540105

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb