submarine-launched ballistic missiles |
Peluru kendali balistik berbasis kapal selam atau dalam bahasa Inggris : submarine-launched ballistic missiles disingkat SLBM adalah peluru kendali balistik yang membawa hulu ledak nuklir yang ditembakkan dari kapal selam. Jenis terbaru membawa MIRV yang masing-masing membawa hulu ledaknya sendiri yang memungkinkan sebuah misil tetapi dapat menghancurkan beberapa target sekaligus.
Uji coba sukses pertama peluncuran rudal balistik berbasis kapal selam dilakukan oleh U-boat Jerman pada Perang Dunia II menggunakan menara peluncuran di atas sebuah kapal selam. Pada tahap perkembangan awal, rudal jenis ini mengharuskan kapal selam untuk muncul di permukaan sebelum dapat menembakkan rudal. Setelah Perang Dunia II, dikembangkan sistem peluncuran yang memungkinkan peluncuran dari kapal selam yang sedang berada di bawah air. Uni Soviet pada 1955 merupakan negara pertama yang sukses meluncurkan rudal balistik dari sebuah kapal selam.
Rudal balistik berbasis kapal selam telah menjadi kepentingan strategis bagi Amerika Serikat dan Rusia sejak masa Perang Dingin dikarenakan sifatnya yang dapat bersembunyi dari satelit dan dapat merapat ke perairan musuh kemudian menembakkan senjata nuklir tanpa peringatan.
1. SLBM Trident II
Submarine-launched ballistic missile (SLBM) Trident II atau Trident II 5D adalah rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam yang mampu membawa 12 kepala nuklir independen (MIRV), dan masing-masing MIRV berkekuatan 100-120 kilo ton. Rudal balistik ini memiliki kecepatan 24 mach atau 29.020 km/jam dan mampu menjangkau sasaran sejauh 12.000 km. Trident II 5D menjadi senjata andalan kapal selam Amerika Serikat, kelas Ohio dan kapal selam Inggris, kelas Vanguard.
2. SLBM R-29RMU Sineva
Rudal balistik Sineva ditembakan dari kapal selam Rusia. SLBM Sineva menggunakan bahan bakar cair dan mampu membawa 10 kepala nuklir independen (MIRV) yang dapat mencari target sendiri-sendiri. Rudal ini dapat menghancurkan target sejauh 6.800 mil atau sekitar 11.000 km. Rudal balistik Sinerva akan melengkapi persenjataan kapal selam Rusia, kelas DeltaIV. Rusia berencana membuat 100 SLBM Sineva.
3. SLBM Layner
Rudal balistik RSM-54 R-29RMU2 "Layner" diluncurkan dari kapal selam Rusia. Layner adalah SLBM turunan Sineva. Rudal ini mampu membawa 12 kepala nuklir independen (MIRV), dan setiap MIRV mampu menghantam target berbeda-beda. Berbeda dengan Sineva, Layner membawa MIRV terbaru, sama dengan MIRV yang dibawa SLBM Bulava dan ICBM RS-24 Yars. SLBM Layner memiliki jangkauan 11.000 - 12.000 km.
4. SLBM Bulava
Rudal balistik Bulava diluncurkan dari kapal selam terbaru milik Rusia. Bulava akan menjadi senjata andalan kapal selam kelas Borey. Rudal ini mampu membawa 10 kepala rudal nuklir independen (MIRV) berkecepatan hipersonik dan masing-masing berkekuatan 140 kiloton. Setiap MIRV dapat mencari sasaran sendiri-sendiri. Bulava dirancang untuk tahan terhadap ledakan bom nuklir pada jarak minimal 500 meter. Rudal balistik ini merupakan SLBM tercanggih milik Rusia.
5. SLBM M51
Prancis memiliki rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam, yaitu SLBM M51. Rudal balistik M51 merupakan senjata andalan kapal selam kelas Triomphant. Rudal ini telah ditingkatkan kemampuannya, sehingga dapat membawa 10 kepala nuklir independen generasi terbaru, masing-masing berkekuatan 150 kilo ton. SLBM M51 mampu melesat dengan kecepat 25 mach atau 30.870 km dan menjangkau target sejauh 6.800 mil atau 11.000 km.
6. SLBM JL-2 atau Julang 2
Rudal balistik antar benua JL-2 diluncurkan oleh kapal selam buatan China. China menempatkan rudal ini pada kapal selam Tipe 94 atau kelas Jin. JL-2 merupakan varian dari rudal balistik berbasis darat, DF-31. SLBM JL-2 dapat membawa empat kepala nuklir independen (MIRV) yang masing-masing berkekuatan 90 klio ton. Rudal berbahan bakar padat dengan tinggi 13 m, dan diameter 2 m, ini mampu menjangkau sasaran sejauh 8.000 km.
Sumber : http://tempo.co/read/beritafoto/38681/rudal-balistik-berbasis-kapal-selam-pembunuh-massal-yang-menakutkan