Sistem Pertahanan Udara S-500 Buatan Rusia akan Memulai Pengujian Tahun Ini - Radar Militer

06 Februari 2016

Sistem Pertahanan Udara S-500 Buatan Rusia akan Memulai Pengujian Tahun Ini

Almaz Antey S-500
Almaz Antey S-500

Rusia bersiap-siap untuk menguji prototipe pertama sistem pertahanan udara dan rudal next-generation-nya, Almaz Antey S-500. Sistem ini merupakan sistem generasi baru, yang mampu menghancurkan sasaran udara ofensif serta rudal balistik antarbenua dan sasaran dekat ruang angkasa (near space).
Perusahaan pertahanan Almaz-Antei mengerjakan sistem rudal permukaan-ke-udara S-500 'Promethey' (Прометей) sejak tahun 2010.
Pengiriman prototipe senjata baru ini dijadwalkan akan dilakukan pada akhir tahun ini, menurut media negara pemerintah Rusia Sputnik International, namun tidak menyebutkan sumber. Setelah pengiriman prototipe, S-500 akan memulai serangkaian "pra-tes" sebelum tahun 2016 berakhir.
S-500 Prometey, yang juga dikenal sebagai 55R6M Triumfator-M diperkirakan akan memiliki kemampuan yang jauh lebih tinggi daripada S-400 Triumf yang ada sekarang, yang saat ini dikerahkan di Suriah dan di banyak distrik militer Rusia termasuk Kaliningrad di perbatasan Polandia.
Ketika S-500 Prometey operasional pada tahun 2017, kemungkinan sistem tersebut akan membentuk tingkatan teratas pada sistem pertahanan udara terpadu berlapis Rusia.
S-500 dapat mendeteksi dan secara bersamaan menyerang hingga sepuluh hulu ledak rudal balistik yang terbang pada kecepatan dua puluh tiga ribu kaki per detik. Dilaporkan sistem ini sedang dirancang untuk menggunakan hit-to-kill interceptor, sebuah desain yang mirip dengan Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) Lockheed Martin. Sistem ini kemungkinan akan memiliki jangkauan sejauh 373 mil(600,28 km) dan mampu mencapai sasaran setinggi 115 mil (185,07km), yang berarti S-500 akan dapat mencegat hulu ledak yang masuk dari ruang angkasa (tahapan re-entry hulu ledak rudal balistik).
Seperti halnya semua sistem pertahanan udara modern Rusia, S-500 diperkirakan akan sangat mobile dan akan menggunakan jaringan radar untuk melacak sasaran pada jarak yang jauh. Sistem rudal diperkirakan akan menggunakan battle management radar 91N6A (M), yang merupakan modifikasi acquisition radar 96L6-TSP, serta multimode engagement 76T6 dan engagement radar 77T6 ABM yang baru, menurut website Missile Threat yang dikelola oleh George C. Marshall dan Claremont Institutes.

Sumber : http://armyrecognition.com/

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb