Pemerintah Diminta Selektif Beli Sistem Persenjataan - Radar Militer

23 Maret 2016

Pemerintah Diminta Selektif Beli Sistem Persenjataan

AH64E Apache Pengadaan TNI AD
AH64E Apache Pengadaan TNI AD

Pemerintah diminta lebih selektif dalam membeli alat utama sistem persenjataan (alutsista). Permintaan ini menyusul sering jatuhnya pesawat maupun helikopter milik TNI.
Dia menyebutkan beberapa peristiwa kecelakaan yang menimpa alutsista milik TNI. Tahun lalu, bebernya, pesawat Hercules C-130 jatuh di pemukiman padat di Polonia Medan, kemudian pesawat F-16 juga terbakar di Lanud Halim Perdana Kusumah, pesawat T-50 Golden Eagle jatuh di Yogyakarta.
Dia menambahkan, belum lama ini pesawat latih Super Tucano juga jatuh di Malang, Jawa Timur. Bahkan, sebelumnya juga pernah terjadi kecelakaan helikopter milik TNI AD di Kalimantan Utara.
Kejadian kembali terulang dengan jatuhnya helikopter jenis Bell 412 milik TNI AD di Poso pada Minggu, 20 Maret 2016 yang memakan korban jiwa personel terbaik TNI AD.
"Sudah banyak prajurit TNI kita yang menjadi korban. Seringnya kecelakaan alutsista ini perlu mendapat perhatian kita bersama," ungkapnya.

Menhan Heran Kok Pesawat TNI Jatuh Terus

Kementerian Pertahanan (Kemhan) akan mengecek mekanisme pemeliharaan alat utama sistem persenjataan (alutsista), menyusul jatuhnya Heli Bell 412 milik TNI AD di Kebun milik Arsad di Poso Pesisir dengan total korban 13 orang tewas.
"Pasti, pasti (fokus dipemeliharaan)," ujar Menhan Ryamizard Ryacudu usai menerima kunjungan kehormatan Menhan Australia Marise Ann Payne, di Kantor Kemhan, Jakarta, Senin (21/3/2016).
"Saya juga merasa heran kok jatuh-jatuh melulu, itu pekerjaan Kementerian Pertahanan untuk memeriksa secara detail kenapa itu," imbuhnya.
Apalagi helikopter yang jatuh tersebut merupakan salah satu pesawat baru. "Ya, baru. Kemarin yang Angkatan Udara (jatuh) juga baru, kenapa itu?," tanya Ryamizard.
Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ini juga menepis anggapan yang menyebut helikopter tersebut jatuh akibat aksi dari kelompok Santoso.
"Enggak ada Santoso. Enggak ada kemampuan untuk itu (sabotase). Kita lihat saja apa mesin atau cuaca, kan belum terjawab. Itu harus hati-hati," katanya.
Ryamizard mengakui, beberapa penumpang helikopter yang jatuh merupakan anggota intelijen selain personel TNI yang tengah melaksanakan tugas.
"Namanya intelijen itu di mana pun penting. Bagaimana bisa tahu kalau enggak ada (intelijen). Kan intelijen itu mata dan telinga. Kalau enggak ada intelijen buta mata dan kuping, bagaimana bisa jalan (operasi)," ucapnya.
Mantan Pangkostrad ini menegaskan, peran intelijen sangat strategis dalam membantu sebuah operasi. Bahkan semua negara menggunakan intelijen dalam menjalankan pemerintahannya.
"Semuanya harus ada intelijen. Negara manapun ada (intelijen) di mana-mana ada. Cuma kita ini negaranya terlalu baik. Kita menginteli negara sendiri, tidak menginteli negara lain. Nah kalau negara lain enggak tahu saya," ucapnya.
Sementara Menhan Australia Marise Ann Payne mengucapkan belasungkawa atas insiden kecelakaan tersebut. "Pemerintah Australia dan saya khususnya turut berbelasungkawa atas kecelakaan helikopter terutama bagi keluarga korban meninggal," tandasnya.

Sumber : http://nasional.sindonews.com/read/1094583/14/menhan-heran-kok-pesawat-tni-jatuh-terus-1458541965

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)