Rusia Tak Berencana untuk Lanjutkan Kontrak Pengiriman S-300 ke Suriah - Radar Militer

28 April 2016

Rusia Tak Berencana untuk Lanjutkan Kontrak Pengiriman S-300 ke Suriah

 Sistem Pertahanan Udara S-300
 Sistem Pertahanan Udara S-300 

Rusia saat ini tidak berencana untuk melanjutkan kontrak pengiriman sistem pertahanan udara S-300 ke Suriah. Demikian hal tersebut dikatakan Kepala Layanan Federal untuk Kerja Sama Teknik-Militer Rusia (FSMTC) Alexander Fomin pada Selasa (26/4), seperti yang dikabarkan media Rusia Sputnik.
"Tidak, tidak dilanjutkan," kata Alexander Fomin menjawab pertanyaan wartawan terkait apakah saat ini sedang Rusia tengah mempersiapkan untuk melanjutkan kembali kontrak pengiriman S-300 ke Suriah.
Rusia dan Suriah menandatangani kesepakatan senilai 1,1 miliar dolar AS untuk pengiriman empat sistem pertahanan udara S-300 pada 2011, sebelum akhirnya pemberontakan di Suriah menyebabkan perang saudara pada bulan Maret di tahun itu.
Pada Juni 2013, Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan bahwa meskipun kesepakatan pengiriman S-300 telah ditandatangani dengan Suriah, senjata tersebut tidak akan dikirim demi mencegah terganggunya keseimbangan kekuasaan di negara tersebut.
Sistem pertahanan udara S-300 adalah sistem pertahanan rudal yang dirancang untuk menembakkan rudal permukaan-ke-udara ke target udara, seperti helikopter atau pesawat tempur, dan kapal penjelajah atau rudal balistik.

Pasukan Penjinak Bom Rusia Selesaikan Misi Bersihkan Tadmur dari Ranjau

Arsitektur bersejarah kota Tadmur di Suriah sepenuhnya telah dibersihkan dari ranjau. Demikian hal ini diumumkan Kepala Pasukan Teknik Angkatan Bersenjata Rusia Yuri Stavistskiy, Kamis (21/4). Saat ini, wilayah yang termasuk ke dalam salah satu situs warisan dunia oleh UNESCO telah sepenuhnya bersih dari ranjau berkat bantuan pasukan penjinak bom dari Rusia dan negara lainnya.
“Menjinakkan ranjau, bom, dan bahan peledak lainnya di kota bersejarah ini merupakan tugas yang besar. Selain itu, masih banyak tugas yang harus dilakukan untuk membersihkan ranjau pada struktur bangunan sipil, serta wilayah permukiman,” kata Presiden Rusia Vladimir Putin, seperti yang dikutip oleh kantor berita TASS.
Saat ini, pasukan penjinak bom mulai menetralisasi daerah permukiman dan bandara di wilayah sekitarnya. Para pasukan masih harus menetralisasi setidaknya 180 hektar lahan.
Di Tadmur, pasukan penjinak bom Rusia menggunakan teknologi modern yang dikembangkan oleh Rusia, yaitu sistem robot ranjau “Uran-6”, yang merupakan alat angkut lapis baja dengan mesin supressor proximity fuse, serta menggunakan radio kontrol peledak.
Pada akhir Maret 2016, pasukan tentara Suriah, didukung oleh angkatan bersenjata Rusia, berhasil membebaskan Tadmur dari kelompok militan ISIS. Keesokan harinya, Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan pasukan penjinak bom Federasi Rusia untuk membantu para ahli internasional dalam upaya membersihkan Tadmur dari ranjau.

Sumber : http://sputniknews.com/military/20160426/1038640966/russia-s300-syria.html

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)