Norwegian Advanced Surface to Air Missile |
Sesuai doktrin kedalaman pertahanan (defence in depth), pertahanan udara diterapkan berlapis. Pertahanan udara di garis terluar (lebih 100 km) dipegang pesawat tempur sergap, sementara antara 100 km sampai dengan batasan 18 km ada peluru kendali jarak sedang. Selama 50 tahun TNI dan TNI AU tidak punya peluru kendali jarak sedang tersebut.
Nah, sehubungan dengan akan dibentuknya struktur pengamanan ibukota yang baru, maka masing-masing Angkatan akan menyumbangkan kekuatannya. Paskhas akan kebagian jatah peluru kendali jarak menengah untuk Detasemen Pertahanan Udara Pam Ibukota. Salah satu yang jadi incaran Paskhas adalah NASAMS (Norwegian Advanced Surface to Air Missile).
Sistem NASAMS terdiri dari kendaraan peluncur, kendaraan posko/ FDC (Fire Distribution Center) dan sistem radar 3 dimensi serta penjejak optik yang didesain modular dan bisa digelar kemanapun dengan pesawat C-130 Hercules. Seluruh sistem dapat didesain untuk diluncurkan dari platform bergerak yakni truk 5 ton, sehingga dapat diamankan dari ancaman lawan.
Yang hebat dari NASAMS, rudal yang dipilih bisa modular. Untuk jarak pendek ada AIM-9 Sidewinder seri P4, L atau X. Untuk jarak menengah ada AIM-7 Sparrow, dan untuk jarak jauh ada AIM-120C/D AMRAAM dengan jangkauan 20 km.
AMRAAM yang dipergunakan adalah minimal varian AIM-120C7 yang bisa dual mode (udara dan darat). Dua dari tiga rudal tersebut sudah dan akan dimiliki oleh TNI AU, sehingga urusan logistik amunisi akan jauh lebih mudah. Apakah NASAMS memang akan dibeli TNI AU? Kita ikuti saja terus perkembangannya.
Sumber : http://angkasa.co.id/info/militer/angkatan-udara/nasams-sistem-rudal-incaran-paskhas-tni-au/