6 Kapal Perang TNI AL Gelar Tugas Tempur di Laut Natuna - Radar Militer

21 Juni 2016

6 Kapal Perang TNI AL Gelar Tugas Tempur di Laut Natuna

Kapal Perang TNI AL Gelar Tugas Tempur di Laut Natuna
Kapal Perang TNI AL Gelar Tugas Tempur di Laut Natuna
Enam Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) melaksanakan Latihan Geladi Tugas Tempur (Glagaspur) Tingkat III/L-3 Terpadu Tahun 2016, di Perairan Selat Lampah dan Laut Natuna, Jumat (17/6).
Latihan tersebut dipimpin Komandan Gugus Keamanan Laut Koarmabar (Danguskamlaarmabar) Laksamana Pertama TNI Muhammad Ali, selaku Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Latihan Glagaspur.
Keenam kapal perang yang terlibat dalam latihan tersebut yakni KRI Sultan Thaha Syaifuddin-376, KRI Sutanto-337, KRI Imam Bonjol-388, KRI Teuku Umar-385, KRI Todak-631 dan KRI Balikpapan-901. Unsur-unsur tersebut merupakan kapal perang di bawah pembinaan Satuan Kapal Eskorta Koarmabar, Satuan Kapal Cepat Koarmabar dan Kapal Satuan Bantu Koarmabar.
Dalam Latihan Gladi Tugas Tempur Tingkat III Terpadu tersebut, unsur-unsur KRI melaksanakan beberapa manuver taktis mulai dari keluar dermaga Sabang Mawang bergerak menuju perairan Selat Lampah dan Laut Natuna yang dilaksanakan pentahapan latihan secara berlanjut.
Menurut Kepala Dispenarmabar, Mayor Laut (KH) Budi Amin, kegiatan manuver lapangan mulai sejak tolak dari pangkalan, unsur-unsur yang terlibat dalam Latihan Glagaspur Tingkat III Terpadu melaksanakan beberapa serial latihan dalam rangka kesiapan tempur, profesionalisme prajurit dan meningkatkan kemampuan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) serta kerja sama taktis antar unsur KRI.

Insiden Indonesia dan China di Natuna Sudah 3 Kali

Insiden maritim yang melibatkan Indonesia dan China di perairan Natuna sudah terjadi tiga kali. Angkatan Laut Indonesia menegaskan tidak akan membiarkan kapal asing mencuri ikan di Natuna.
Insiden pertama terjadi bulan Maret 2016. Saat itu, kapal pasukan penjaga pantai (coast guard) China membantu kapal nelayannya yang ditahan aparat Indonesia di dekat Natuna atas dugaan mencuri ikan. Kementerian Luar Negeri Indonesia sudah protes keras dan memanggil Duta Besar China di Jakarta.
Insiden kedua terjadi akhir bulan lalu, di mana Beijing memprotes keras tindakan Angkatan Laut Indonesia yang menyita kapal China di sebuah perairan di dekat Kepulauan Natuna, Indonesia. Kapal China disita karena diduga menangkap ikan di wilayah Indonesia secara ilegal.
Selanjutnya, insiden ketiga atau yang terbaru terjadi hari Jumat pekan lalu. Kapal perang Indonesia mendekati 12 kapal asing yang diduga mencuri ikan di Natuna. Kapal-kapal asing itu melarikan diri, namun ada satu kapal berbendera China yang berhasil ditangkap.
Dalam insiden terbaru ini, China protes keras dan menyalahkan Indonesia. “Tindakan Indonesia melanggar hukum internasional,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari situs kementerian itu, Senin (20/6/2016).
Indonesia, kata Hua Chunying, sudah menyalahgunakan kekuatan militer untuk mem-bully kapal nelayan China.
”China sangat memprotes dan mengutuk penggunaan kekuatan yang berlebihan,” kata Hua Chunying. Diplomat perempuan China ini ngotot insiden penembakan terjadi di wilayah perairan tradisional China, di mana Beijing telah mengklaim hampir seluruh wilayah Laut China Selatan.
Kapalnya Masuk Natuna, tapi China Salahkan Indonesia
Pemerintah China tidak hanya memprotes keras atas aksi penembakan kapal perang Indonesia terhadap kapal nelayan China yang memasuki perairan Natuna. China juga menuduh Indonesia yang salah.
Penembakan kapal perang Angkatan Laut Indonesia terhadap kapal nelayan China di perairan Natuna terjadi hari Jumat. Penembakan dilakukan, karena kapal nelayan China diduga mencuri ikan di perairan Natuna, Indonesia.
“Tindakan Indonesia melanggar hukum internasional,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari situs kementerian itu, Senin (20/6/2016).
Indonesia, kata Hua Chunying, sudah menyalahgunakan kekuatan militer untuk mem-bully kapal nelayan China.
Sebelumnya, diberitakan sebelumnya, bahwa China memprotes keras aksi kapal perang Indonesia tersebut. ”China sangat memprotes dan mengutuk penggunaan kekuatan yang berlebihan,” kata Hua Chunying.
Diplomat perempuan China ini ngotot insiden penembakan terjadi di wilayah perairan tradisional China, di mana Beijing telah mengklaim hampir seluruh wilayah Laut China Selatan.
“China mendesak Indonesia untuk berhenti mengambil tindakan yang meningkatkan ketegangan, mempersulit masalah atau mempengaruhi perdamaian dan stabilitas,” katanya.
Angkatan Laut Indonesia dalam sebuah pernyataan mengatakan ada satu kapal berbendera China yang ditahan. Namun, tidak ada yang dirugikan dalam aksi penembakan itu.
Angkatan Laut Indonesia juga mengungkap bahwa mereka sebenarnya mencegat 12 kapal asing yang diduduga melakukan illegal fishing dan melarikan diri saat kapal perang Indonesia mendekat.
Kapal perang Indonesia lantas mengejar dan mengeluarkan tembakan peringatan dan berhasil menghentikan kapal berbendera China.
Juru bicara Angkatan Laut Indonesia di Natuna, Edi Sucipto, mengatakan tujuh awak kapal ditahan.”Semuanya aman. Keenam pria dan satu wanita sekarang ada di Ranai,” katanya kepada AFP, mengacu pada markas Angkatan Laut Indonesia.
”Apapun benderanya, ketika mereka melakukan pelanggaran di dalam yurisdiksi Indonesia, kami, dalam hal ini Angkatan Laut, tidak akan ragu untuk bertindak tegas,” ujarnya, dalam sebuah pernyataan.
Insiden yang melibatkan China dan Indonesia di Natuna ini sudah yang ketiga kali. Sebelumnya, Pemerintah China mengakui bahwa Natuna milik Indonesia, namun beberapa kali kapal nelayan mereka memasuki perairan tersebut.
Sumber : http://www.jpnn.com/read/2016/06/20/441273/6-Kapal-Perang-TNI-AL-Gelar-Tugas-Tempur-di-Laut-Natuna-

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb