Eurosatory 2016 : Rheinmetall Perkenalkan IFV Ringan Baru Lynx - Radar Militer

16 Juni 2016

Eurosatory 2016 : Rheinmetall Perkenalkan IFV Ringan Baru Lynx

Rheinmetall Perkenalkan IFV Ringan Baru Lynx
Rheinmetall Perkenalkan IFV Ringan Baru Lynx

Grup Rheinmetall Defence memperkenalkan Kendaraan Tempur Infantri (Infantry Fighting Vehicle - IFV) Lapis Baja Ringan baru, Lynx di pameran Eurosatory 2016.
Lynx memiliki turret Rheinmetall LANCE dipersenjatai dengan kanon otomatis yang distabilkan, ditenagai secara eksternal, dan berkemampuan airburst (baik 30mm atau 35mm). Persenjataan ini memungkinkan Lynx untuk secara efektif menghadapi sasaran dengan presisi tinggi pada jarak hingga 3.000 meter, bahkan sambil bergerak. Lynx juga dapat dilengkapi dengan peluncur rudal anti-tank dan stasiun senjata sekunder yang dihubungkan dengan perangkat optik utama (sensor utama yang membidik persenjataan). Tidak hanya Lynx memiliki kemampuan hunter-killer, kendaraan tempur itu dapat beroperasi dalam mode killer-killer, karena komandan dan penembak dapat mengamati dan membidik sasaran secara independen satu sama lain.
Perlindungan
Dengan mesin diesel yang dipasang di bagian depan dan konsep armor modular, arsitektur kendaraan menawarkan perlindungan tingkat tinggi. Armor balistik kendaraan melindungi Lynx dari senjata antitank, amunisi kaliber menengah, pecahan peluru artileri, IED dan bomblet. Selain itu, spall liner di interior kendaraan melindungi seluruh awak kendaraan. Paket perlindungan ranjau dan IED, kursi individual dan perangkat opsional Active Defence System (ADS) hard kill secara signifikan meningkatkan survivabilitas kendaraan.
Kewaspadaan situasional
Komandan dan penembak keduanya memiliki akses ke Stabilized Electro Optical Sight System/SEOSS, suatu sistem optik digital TV - IR dengan laser range finder dan fire control computer terintegrasi. Dalam kompartemen tempur, perangkat display memberikan awak pandangan panorama 360° secara mulus. Situational Awareness System (SAS) Rheinmetall, menampilkan deteksi dan penjejakan (tracking) sasaran secara otomatis, meningkatkan kemampuan hunter-killer-nya dan meminimalkan waktu reaksi awak. Ancaman yang muncul dapat secara cepat dihadapi dengan persenjataan utama atau sekunder Lynx. Sensor peringatan laser dan Acoustic Sniper Locating System (ASLS) juga merupakan bagian dari perangkat sensornya. Sebuah sistem manajemen tempur dan interkom untuk komunikasi taktis melengkapi peralatan on-board kendaraan ini.
Dengan turret berawak, komandan masih bisa memimpin dari palka (hatch). Penembak dan juru mudi masing-masing memiliki palka juga, sementara dua tentara di belakang kompartemen tempur juga dapat mengamati daerah sekitar kendaraan dari palka yang terbuka.
Mobilitas
Lynx memiliki power-to-weight ratio yang sangat baik dan dapat menangani gradien hingga 60 derajat dan kemiringan lateral lebih dari 30 derajat. Kendaraan ini dapat menyeberangi parit dengan lebar hingga 2,5 meter dan masuk ke dalam air hingga kedalaman 1,50 meter. Selain itu, dapat kendaraan ini dapat melewati rintangan setinggi satu meter. Kendaraan ini dapat berjalan baik dengan menggunakan track karet atau logam ringan.
Karakteristik lain dari Lynx adalah fleksibilitasnya. Sebagai contoh, IFV yang baru ini saat ini tersedia dalam dua versi: yaitu KF31 dan KF41 (KF singkatan dari "Kettenfahrzeug", atau kendaraan beroda rantai dalam bahasa Jerman). Beratnya mencapai 38 ton, Lynx KF31 dipamerkan di Eurosatory dan dapat membawa 3 + 6 tentara. Lynx KF41 sedikit lebih besar dan dapat membawa 3 + 8 tentara. Kedua kelas kendaraan, Lynx KF31 dan KF41 Lynx, dapat dikonfigurasi untuk peran lainnya mencakup kendaraan komando dan pengendalian, kendaraan pengintai lapis baja, kendaraan repair & recovery dan ambulans.
Sumber : http://defence-blog.com/

Bagikan artikel ini

1 komentar

  1. IFV Ini kalo TNI punya makin keren indonesia jika TNI punya IFV ini mantap dari bodinya dan turretnya

    BalasHapus

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb