Spesifikasi F/A-50 Korea Selatan |
Dalam press briefing di hari Jumat, 24 Juni 2016, Asops KSAU Marsda TNI Barhim menyatakan bahwa Hawk 100/200 akan digantikan oleh F/A-50, varian tempur dari T-50 yang saat ini juga sudah dimiliki oleh TNI AU. Hawk 100/200, yang tadinya pada jaman Orde Baru akan dijadikan tulang punggung TNI AU dan direncanakan diproduksi di tanah air, akhirnya pupus juga.
Bagi sebagian kalangan, rencana (sementara ini) dari TNI AU untuk menggantikan Hawk 100/200 dengan F/A-50 mungkin terasa antiklimaks. Bisa jadi banyak anggota TeamSAAB dan TeamSukhoi yang kecewa berat. Arah TNI AU sebenarnya cukup jelas, memelihara hi-lo mix dari armada pesawat tempurnya. Tidak mungkin semua skadron akan diisi dengan Flanker, mau mau berapa banyak anggaran dihabiskan untuk mengisi BBM ke tangki Flanker?
Sebenarnya, untuk pengganti Hawk 100/200, F/A-50 jelas lebih unggul dibandingkan dengan pesawat buatan British Aerospace tersebut. Dari sisi mesin, F/A-50 dengan mesin GE F404 sudah dilengkapi dengan afterburner yang mampu membawanya melesat sampai kecepatan Mach 1,5 dalam level flight, bandingkan dengan Hawk 200 yang hanya bisa mencapai Mach 0,9. Kapasitas gotong persenjataan mencapai 3,7 ton, cukup untuk membawa rudal seperti AIM-9X Sidewinder, tabung roket, dan bom BT-250 kesukaan TNI AU. Kalau ikut spek Korea, F/A-50 bahkan bisa didesain untuk menembakkan AGM-65K2 Maverick standar TNI AU dan rudal jelajah Taurus KEPD yang punya jarak sampai 400km.
Desain F/A-50 pun unggul, memiliki wing loading yang lebih kecil dibandingkan dengan Hawk 100/200 atau bahkan F-16 Block 52, sehingga mampu melakukan belokan dengan radius yang lebih kecil, yang tentu sangat bermanfaat untuk melakukan dogfight. Thrust to weight ratio dari F/A-50 juga bisa mencapai 0,93, atau hanya selisih 11% dari F-16 Block 52 yang terkenal lincah. Dengan ukuran yang lebih kecil, F/A-50 juga memiliki radar cross section yang lebih kecil dari Su-30MK2 Flanker ataupun F-16, sehingga memiliki keunggulan tersendiri saat harus melakukan intersep atas pesawat lawan.
Yang terpenting sebenarnya dalam keputusan pembelian F/A-50, konfigurasi avionik macam apa yang diinginkan oleh TNI AU? Saat ini KAI hanya menawarkan F/A-50 dengan radar Israel buatan ELTA yaitu ELTA EL/M-2032, yang sudah proven digunakan Sea Harrier AL India, F-4, Kfir C7/C10 dan F-16 AU Israel. Radar ini sudah kompatibel dengan datalink link-16 untuk melaksanakan pertempuran secara networking, memperluas cakupan deteksi dan koordinasi antar pesawat tempur. Radar EL/M-2032 sendiri memiliki kemampuan deteksi udara sampai jarak 80NM (nautical mile), cukup untuk memandu rudal AMRAAM. kemampuan look down dengan SAR (Synthetic Aperture Radar) dan mampu memandu bom JDAM (Joint Direct Attack Munition) yang menggunakan GPS terhadap sasaran yang ada di darat, dengan jarak maksimum 80NM dari F/A-50. Dalam moda maritim, radar mampu menyediakan deteksi jarak jauh sampai 160NM dan pengenalan sasaran berdasarkan siluet kapal perang.
Yang terakhir, pilihan TNI AU untuk mengakuisisi F/A-50 sebenarnya harus diapresiasi berdasarkan satu keputusan logis : Seluruh sistem persenjataan yang sudah dan akan dimiliki TNI AU seperti AIM-9X, AIM-120C7 AMRAAM, rudal udara-darat AGM-65K2 Maverick, pod pengarah sasaran Sniper dan Litening, semuanya kompatibel dan dapat digunakan oleh F/A-50. Integrasi dan kompatibilitas ini yang dapat meningkatkan kesiapan apabila F/A-50 (jika jadi dibeli) sudah masuk dinas operasional, serta menurunkan biaya investasi untuk pembelian persenjataan. Akhir kata, keputusan akhir akan tetap ada di Departemen Pertahanan selaku kuasa pengguna anggaran, jadi kita tunggu saja perkembangannya ke depan. (Aryo Nugroho)
Sumber : http://indomil.com/fa-50-elang-tempur-korea-teknologi-radar-israel/