Radar Intercept Officer "RIO", Sang Belahan Hati Pilot F-14 Tomcat - Radar Militer

23 Juni 2016

Radar Intercept Officer "RIO", Sang Belahan Hati Pilot F-14 Tomcat

Kockpit Radar Intercept Officer "RIO"
Kockpit Radar Intercept Officer "RIO"

F-14 Tomcat sebenarnya bukanlah pesawat tempur yang dilengkapi radar, tetapi sejatinya adalah sebuah radar superampuh bersenjata misil jarak jauh yang dilengkapi sayap. Untuk membuatnya menjadi efektif dan ampuh, dibutuhkan seorang operator khusus yang mengoperasikannya.
Operator ini juga menjadi partner bagi pilot F-14. Dia adalah Radar Intercept Officer atau mudahnya disebut RIO.
RIO bukan hanya bertindak sebagai partner yang menemani pilot F-14 di udara, atau sekedar membantu mengawasi sistem. RIO adalah elemen kunci dari keseluruhan sistem dalam menerbangkan dan bertempur di Tomcat.
RIO adalah seorang belahan jiwa dari pilot, ikut bertanggung jawab dalam misi, dan seorang perwira yang layak mengenakan Wing Penerbang berwarna emas Angkatan Laut Amerika Serikat.
Semakin berpengalaman, RIO berpeluang mendapatkan tanggung jawab sebagai Komandan Misi (Mission Commander), memimpin multi-aircraft strike (serangan dengan banyak pesawat), memimpin misi tempur dan juga misi intai. Bila RIO yang menjadi Komandan Misi, otomatis pilotnya akan menjadi pilot lead dan bertanggung jawab atas kesuksesan, keamanan, dan keselamatan seluruh anggota misi.
Seperti yang ditulis dalam Edisi Koleksi Angkasa F-14 Tomcat The final Chapter Any Time Baby Perjalanan Panjang Pesawat Tempur Legendaris yang ditulis Alex Sidharta, pilot F-14 yang masih junior biasanya akan dipasangkan dengan RIO senior, atau sebaliknya untuk dapat saling memberikan ilmu dan pengalaman kepada juniornya. Juga agar tingkat efektivitas dapat terus terjaga. Di dalam skadron sendiri, setiap pilot dan RIO tidak boleh berpasangan hanya dengan orang tertentu, dan dalam jadwal yang sudah ditentukan. Standar ini disebut Squadron TacOrg.
Kokpit (suka disebut office) RIO dipenuhi peralatan avionik dan radar, tanpa ada kemudi terbang (flight control). Paling dominan adalah panel-panel sekering (circuit breaker) yang ada di office RIO.
Ada delapan panel penuh sekering dan RIO harus menekan atau menarik sekering yang tepat untuk setiap kondisi. Salah sekering bisa berakibat fatal, apalagi letak panel sekering itu sama sekali tidak mudah dijangkau, karena sebagian ada di samping belakang kursi lontar.
Saat terjadi kondisi darurat, koordinasi dan komunikasi semakin bertambah penting. RIO pertama-tama akan membacakan prosedur genting penanganan masalah, dan bersama pilot akan menganalisa masalah yang ada dengan melihat lampu indikator warning, caution dan advisory.
Masalah kemudian dibuat prioritas berdasar tingkat urgensinya. RIO kemudian membacakan prosedur standar dan pilot yang melaksanakan penanganannya sesuai NATOPS (Naval Aviation Training and Operational Procedures Standardisation). Dalam situasi yang mengharuskan awak melakukan pelontaran (ejection), kemungkinan bahwa RIO yang menginisiasi (menarik handle ejection) biasanya jauh lebih sering daripada pilot F-14 sendiri.
Saat bertempur, RIO-lah sebenarnya yang mengatur semua kerja radar dan sistem peluncuran misil. Dari mulai mencari sasaran, mengunci, menentukan sasaran, mengatur tipe pelacakan dengan radar, tipe penembakan/pelepasan senjata dan segala sesuatu yang berhubungan dengan sistem radar F-14.
Untuk itulah RIO yang “menguasai” segala sensor endus Tomcat. Mulai dari sistem radar AN/AWG-9, TCS sampai LTS dan TARPS pod. Masih ditambah peralatan navigasi dan komunikasi yang pusatnya di kokpit belakang. Pilot bertugas memverifikasi informasi yang disediakan RIO dan mengeksekusinya.
Contohnya, saat misi serang darat RIO yang bertugas mencari sasaran dengan LANTIRN dan menguncinya. Pilot akan menverifikasi (mengecek ulang) dan menjatuhkan bom. Kemudian RIO yang kembali menuntun dan memastikan sasaran terkena, sementara pilot kembali menerbangkan pesawatnya sambil tetap mewaspadai serangan antipesawat lawan.
Dispenser chaff dan flare ALE-39 di F-14 dikontrol pula oleh RIO. Sistem ini bisa diprogram sebelumnya, apakah mau di-trigger pilot atau oleh RIO. Bisa juga dilepaskan secara single atau diprogram lain sesuai kebutuhan. Dalam kondisi normal, biasanya RIO yang melepas chaff, sementara pilot yang melepas flare.
RIO juga berperan lain, salah satunya sebagai mata tambahan bagi pilot. Saat mendarat, pilot berkonsentrasi menerbangkan pesawatnya, sementara RIO mengawasi segala indikator penerbangan, termasuk berkomunikasi dengan awak di mother (istilah umum untuk kapal induk).
Keduanya harus berkomunikasi dengan sangat baik dan saling mempercayai peran masing-masing agar keduanya dapat kembali dengan selamat di pangkalannya, dan bersiap untuk misi selanjutnya.
Kisah pilot F-14 dan pesawatnya bisa dinikmati secara lengkap di Edisi Koleksi Angkasa F-14 Tomcat The final Chapter Any Time Baby Perjalanan Panjang Pesawat Tempur Legendaris yang ditulis Alex Sidharta yang bisa didapatkan di toko-toko buku terdekat. (Remigius Septian)
Sumber : http://angkasa.co.id/info/militer/rio-sang-belahan-hati-pilot-f-14-tomcat/

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb