Sejarah Kelahiran “Korps Baret Merah”, Asal-usul pisau Komando Kopassus - Radar Militer

19 Juni 2016

Sejarah Kelahiran “Korps Baret Merah”, Asal-usul pisau Komando Kopassus

Asal-usul pisau Komando Kopassus
Asal-usul pisau Komando Kopassus
Mengenai sejarah kelahiran “Korps Baret Merah” Komando Pasukan Khusus (Kopassus) sebagai sebuah satuan, tak lepas dari rangkaian situasi yang mengancam stabilitas keamanan nasional dalam kehidupan bangsa Indonesia. Bermula pada bulan Juli 1950, timbul sebuah pemberontakan di Maluku yang dilakukan oleh kelompok bernamakan Republik Maluku Selatan (RMS).
Pimpinan Angkatan Perang RI saat itu segera mengerahkan pasukan untuk menumpas gerombolan RMS yang mengancam stabilitas keamanan nasional. Operasi penumpasan itu dipimpin langsung oleh Panglima Tentara Teritorium III Kolonel A.E. Kawilarang. Sedangkan sebagai Komandan Operasi ditunjuklah Letkol Slamet Riyadi.
Operasi tersebut memang dinilai berhasil menumpas gerakan pemberontakan. Namun dengan sangat disayangkan korban yang jatuh dari dipihak TNI tidak sedikit. Setelah melakukan pengkajian dari pertempuran melawan pemberontak, ternyata dalam beberapa pertempuran musuh dengan kekuatan yang relatif lebih kecil.
Dengan kekuatan yang relatif kecil tersebut sering kali pemberontak justru mampu menggagalkan serangan TNI yang kekuatannya jauh lebih besar. Hal itu ternyata bukan hanya disebabkan semangat anggota pasukan pemberonak yang lebih tinggi atau perlengkapan yang lebih lengkap, namun juga taktik dan pengalaman tempur mereka yang baik dengan didukung kemampuan tembak tepat dan gerakan perorangan.
Fenomena itulah yang mengilhami Letkol Slamet Riyadi untuk mempelopori pembentukan sebuah konsep satuan pemukul. Dalam benak Letkol Slamet Riyadi, satuan tersebut nantinya dapat digerakkan secara cepat dan tepat untuk menghadapi berbagai sasaran di medan pertempuran seberat apapun.
Sayangnya cita-cita Letkol Slamet Riyadi tersebut tak dapat diwujudkannya karena beliau sudah lebih dulu gugur pada salah satu pertempuran. Cita-cita luhur tersebut kemudian dilanjutkan oleh Kolonel A.E Kawilarang.
Melalui Instruksi Panglima Tentara dan Teritorial III No. 55/Inst/PDS/52 tanggal 16 April 1952 terbentuklah KESATUAN KOMANDO TERITORIUM III. Kesatuan tersebut merupakan cikal bakal berdirinya “Korps Baret Merah” Indonesia. Sebagai Komandan pertama satuan tersebut, dipercayakan kepada Mayor Mochammad Idjon Djanbi, mantan Kapten KNIL yang pernah bergabung dengan Korps Special Troopen dan pernah bertempur dalam Perang Dunia II.
Sepanjang perjalanan sejarahnya, satuan ini beberapa kali mengalami perubahan nama. Mulai dari Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD) pada tahun 1952 yang kemudian berubah menjadi Kesatuan Komando Angkatan Darat (KKAD) pada tahun 1953. Lalu pada tahun 1955 berubah menjadi Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) dengan menambah kualifikasi Para kepada setiap prajuritnya.
Kemudian pada tahun 1966 satuan ini kembali melakukan pergantian nama menjadi Pusat Pasukan Khusus TNI AD (PUSPASSUS TNI AD). Pada tahun 1971 nama satuan ini berganti kembali menjadi Komando Pasukan Sandi Yudha (KOPASSANDHA). Dan akhirnya di tahun 1985 satuan ini berganti nama menjadi Komando Pasukan Khusus (KOPASSUS) hingga saat ini.
Setelah beberapa kali mengalami perubahan dalam organisasi, sesuai Surat Panglima TNI Nomor : B/563-08/05/06/SRU tanggal 23 Maret 2001, maka struktur organisasi Kopassus saat ini terdiri dari :
  • Makopassus, berkedudukan di Cijantung. Sesanti Pataka Kopassus adalah “ TRIBUANA CHANDRACA SATYA DHARMA”.
  • Pusdiklatpassus, berkedudukan di Batujajar dengan sesanti Sempana “ TRI YUDHA SAKTI ”.
  • Grup-1 Kopassus, berkedudukan di Serang dengan sesanti Dhuaja “ EKA WASTU BALADIKA ”.
  • Grup-2 Kopassus, berkedudukan di Solo dengan sesanti Dhuaja “ DWI DHARMA BIRAWA YUDHA”.
  • Grup-3 Kopassus, berkedudukan di Cijantung dengan sesanti Dhuaja “ CATUR KOTTAMAN WIRA NARACA BYUHA ”.
  • Satuan-81 Kopassus, berkedudukan di Cijantung dengan sesanti Dhuaja “ SIAP SETIA BERANI“.

Ini Dia Asal-Usul Pisau Kopassus
Pernah lihat gapura bentuk pisau kalau masuk ke wilayah Kopassus di Cijantung, atau pernah lihat tugu pisau komando di pantai Permisan Cilacap tempat pembaretan prajurit Kopassus, Atau gambar pisau yang ada di salah satu logo Kopassus?
Kopassus memang identik dengan pisau berbilah dua. Tapi tidak banyak yang tahu soal pisau ini. Kenapa kehadirannya begitu fenomenal di dunia pasukan khusus, terutama di kalangan Kopassus.
Namanya Fairbairn & Sykes. Ide pembuatannya muncul dari William Ewart Fairbairn yang saat itu mendapat tugas khusus sebagai kepala polisi di Shanghai, China. Menurut buku Weapon, a Visual History of Arms and Armours, di tahun 1930-an terjadi banyak pertempuran antar geng di Shanghai. Fairbairn berpikir, anggotanya harus dibekali sebuah senjata beladiri jarak dekat.
Bersama salah satu partnernya di kepolisian Shanghai yang bernama Eric Anthny Sykes mereka membuat sebuah pisau berbilah dua dengan penampang yang tidak terlalu lebar, namun panjang. Panjang pegangannya mencapai 10 cm, sedangkan panjang bilah pisaunya mencapai 18 cm.
Tidak seperti pisau pada umumnya, pisau Fairbairn & Sykes dibuat bukan untuk mengiris, melainkan menusuk. Bilah pisaunya didesain agar bisa menembus sela-sela tulang iga manusia, sehingga bisa langsung menusuk jantung musuh.
Tidak cuma menciptakan pisau, Fairbairn dan Sykes kemudian juga menciptakan sebuah teknik beladiri dengan pisau buatannya yang mereka beri nama “Defenfu System”. Saat Fairbairn ditarik pulang ke Inggris, ia mendapat perintah untuk memberikan pelatihan Defendu System kepada anggota pasukan khusus Inggris.
Kenapa pisau Fairbairn & Sykes malah beken di AS? Saat Perang Dunia II meletus dan AS mulai mempersiapkan militernya ke medan perang, Fairbairn ditugasi ke AS untuk memperkenalkan pisau ini kepada Office of Strategic Services (OSS). OSS adalah agen intelijen AS di masa Perang Dunia II. AS menilai pisau buatan Fairbairn ini sangat efektif untuk digunakan oleh agen intelijen mereka.
Pisau Fairbairn & Skyes kemudian menjadi idola di kalangan pasukan khusus dunia. Royal Marines, 1st Independent Parachute Brigade Plandia, ParaCommando Brigade Belgia, Grup Gerak Khas Malaysia, dan pasukan Komando Singapura adalah beberapa pengguna setia psau ini.
Kehadirannya di Indonesia sendiri tidak terlalu jelas. Beberapa literatur menyebut bahwa pisau ini diperkenalkan di masa-masa awal Kopassus saat masih menyandang nama Kopassandha. Tapi siapa yang membawa pisau Fairbairn & Skyes ini tetap tidak jelas. Yang jelas, pisau ini telah menjadi saksi mata tangguhnya pasukan baret merah di dalam perjalanan bangsa ini. (Fery Setiawan & Remigius Septian)
Sumber : http://angkasa.co.id/sejarah/sejarah-kelahiran-korps-baret-merah/

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb