LVTP-7 Resimen Kavaleri Korps Marinir TNI AL |
“Stupid Crazy..,” menjadi julukan yang disebut media di luar negeri saat menyaksikan atraksi nekad awak ranpur amfibi LVTP-7 Korps Marinir dalam HUT TNI ke-70 di Dermaga Indah Kiat Cilegon, Banten, 5 Oktober 2015. Betapa tidak, beberapa ranpur LVTP-7 berbobot 30 ton digeber full speed dan tanpa keraguan langsung ‘loncat’ menerjang air di bibir dermaga. Ribuan sorot mata tak hanya dibuat kagum, bahkan tak sedikit yang ikut ‘sport jantung’ kala melihat atraksi yang disiarkan langsung di televisi.
Meski tak datang sebagai alutsista baru, karena unit yang ada di Indonesia adalah bekas pakai Marinir Korea Selatan, namun LVTP-7 terbilang kondang kiprahnya. Di dunia sudah jelas, LVTP-7 ikut aktif dalam Perang di Irak dan Somalia, dan di Indonesia ranpur ini bisa diibaratkan “Ranpur Kepresidenan,” lantaran kerap digunakan Presiden RI dalam melakukan inspeksi saat berlangsungnya Latihan Gabungan TNI.
LVTP-7 merupakan produksi tahun 1984 dan diterima Korps Marinir pada tahun 2009/2010, jumlah yang didatangkan dari Korea Selatan ada 15 unit. Sepuluh unit ditempatkan di Batalyon Tank Amfibi 2 (Jakarta) dan lima unit lainnya ada di Batalyon Tank Amfibi 1 (Surabaya). LVTP-7 aslinya dibuat oleh FMC Corporation, Amerika Serikat, namun LVTP-7 milik Korps Marinir TNI-AL berasal dari Korea Selatan, pabrik pembuatnya pun bukan FMS, melainkan dibuat berdasarkan lisensi oleh Samsung Techwin. Indonesia memperoleh ranpur ini lewat program hibah. LVTP-7 buatan Korea Selatan ini semuanya sudah di upgrade ke versi AAV (Assault Amphibious Vehicle)-7A1 dan ranpur ini sangat pas dioperasikan dari kapal jenis LPD (Landing Platform Dock), seperti KRI Surabaya-591 dan KRI Makassar-590.
Sebagai ranpur pembawa personel, asupan persenjataan pada LVTP-7 tergolong terbatas, pastinya tak dirancang untuk menghancurkan MBT (Main Battle Tank). Sebagai senjata andalan, LVTP-7 mempercayakan kehandalan SMB (senapan mesin berat) browning M2HB kaliber 12,7 mm. Secara teori ranpur ini biasa memuat hingga 1200 peluru kaliber 12,7 mm. Tapi bisa juga SMB ditukar dengan pelontar granat kaliber 40 mm dengan tipe peluru M430 berkategori HEDP (High Explosive Dual Purpose). Sedangkan untuk perlindungan, ranpur ini dilengkapi smoke discharger kaliber 40 mm. LVTP-7 memilikki lapian baja standar 45 mm.
Untuk sistem komunikasi, LVTP-7 Marinir dilengkapi radio TR6000 buatan Saab Grintek Technologies, Afrika Selatan. TR6000 adalah jenis radio low band frequency hopping VHF. Sementara bicara tentang dapur pacu, LVTP-7 disokong mesin General Motors 8V53T yang ditempatkan pada kompartemen depan. Dengan daya maksmal yang disemburkan sebesar 400 hp dan dukungan sistem transmisi semi otomatis FMC-400-3 dengan empat gigi maju dan dua gigi mundur. Dengan kapasitas fuel tank 650 liter, ranpur ini dapat dipacu hingga kecepatan 64 Km per jam di darat dengan jarak tempuh 580 Km. Sementara saat berenang, berkat sepasang waterjet di kiri dan kanan mampu menghasilkn daya dorong hingga kecepatan 12-14 Km per jam.
Keunggulan lain dari APC amfibi ini, selain mampu mengangkut 20 pasukan infanteri, LVTP-7 dilengkapi pompa elektrik otomatis untuk mengeluarkan air jika ada air yang masuk ke dalam kompartemen. Bila sistem elektrik tak berfungsi, masih bisa difungsikan pompa mekanik. (Haryo Adjie)
Sumber : http://www.indomiliter.com/