MD-530G Malaysia, Helikopter Serang Mini Berkemampuan Maksi - Radar Militer

11 Agustus 2017

MD-530G Malaysia, Helikopter Serang Mini Berkemampuan Maksi

MD-530G Malaysia
MD-530G Malaysia 

Walaupun Malaysia dihantam oleh badai krisis ekonomi, rupa-rupanya nafsu memborong berbagai perangkat militer tak jua berhenti. Delapan unit heli serang ringan MD530G menjadi alutsista terbaru yang masuk dalam daftar belanja.
Malaysia memang tak mau kendor untuk urusan menjaga kedaulatan. Untuk mengantisipasi inkursi pemberontak Sulu, Malaysia menggunakan dua pendekatan, kesejahteraan dan militer. Dari segi militer, Malaysia membentuk ESSCOM (Eastern Sabah Security Command). Setelah menurunkan ranpur terbaru 8x8 Gempita ke Sabah, delapan unit MD530G didapuk menjadi heli anti gerilya, dan akan dioperasikan bareng oleh AU dan AD Malaysia.
MD530G menang setelah mengalahkan Boeing AH-6i, dimana keduanya berbagi platform yang sama dari seri Hughes/ McDonnell Douglas 500. Malaysia menjadi launch customer untuk MD530G, sekaligus negara kedua yang mengoperasikan heli serang berbasis MD500 setelah Filipina. Filipina sendiri menggunakan MD520MG yang menjadi andalan menumpas pemberontakan di Marawi.
Dari segi bisnis, peruntungan di bidang helikopter serang ringan memang paling menggiurkan. Mengutip data HIS Jane, setidaknya Asia akan membutuhkan 785 platform heli serbaguna/ ringan dalam 10 tahun kedepan, dan ini tentu tidak bisa dibiarkan begitu saja.
Tidak heran, MD Helicopter yang mampir ke pameran LIMA 2015 tampak begitu agresif, termasuk membawa menteri pertahanan Malaysia Dato' Seri Hishammuddin Tun Hussein untuk ikut serta dalam joyflight di dalam pameran tersebut.
Sejatinya MD530G sendiri bukanlah helikopter serbu. Basis pengembangannya adalah OH-6A Loach, jawara heli observasi di era Vietnam yang kemudian menjadi platform angkut pasukan dan serbu di kesatuan khusus 160th SOAR (Special Operations Air Regiment) AD AS dalam bentuk AH/ MH-6 Little Bird.
Didukung dengan keunggulan mesin yang bertenaga serta daya pandang yang luas berkat kabinnya yang berbentuk telur tersebut, helikopter yang satu ini dianggap sempurna untuk serbuan anti gerilya karena sosoknya yang mini namun mampu membopong berbagai macam sistem persenjataan. MD530G juga sangat populer karena mudah dioperasikan, bahkan dari tempat yang minim dukungan pemeliharaan.
MD Helicopter sendiri sebenarnya hanya memiliki lisensi sipil dari varian MD500, namun juga mampu menawarkan berbagai macam opsi militerisasi dari MD500. Khusus untuk varian MD530G yang saat ini menjadi varian terbaru yang ditawarkan ke berbagai angkatan bersenjata di dunia, MD Helicopter sudah menyiapkan berbagai paket upgrade yang mumpuni.
Dari sisi airframe, MD530G ditenagai dengan mesin turbin Rolls-Royce 250-C30 berdaya 485 kW yang menggerakkan lima bilah komposit dan memiliki ukuran lebih panjang dibandingkan dengan varian MD500 standar sehingga memiliki kapasitas angkut beban yang lebih besar, sampai 862kg dengan jarak tempuh 519km, dan bisa lebih bila membawa tangki bahan bakar cadangan.
Untuk kaca kokpit MD530G melanjutkan lineage keluarga MD500 yang menggunakan plexiglass dengan hidung yang lancip, beda dengan varian Boeing yang masih menggunakan kaca oval bak telur bawaan dari OH-6. MDHI juga mengimplementasikan batang skid baru yang lebih tebal pada MD530G untuk mengantisipasi MTOW yang meningkat.
Sebagai modal untuk membopong senjata, MD530G dibekali dengan Weapon Store Management Systems (SMS) generasi ketiga buatan Moog. Solusi ini terdiri dari komputer manajemen senjata yang terpasang di pylon, panel-panel MFD (Multi Function Display) yang terpasang di panel instrumen, dan kontrol panel untuk rilis senjata yang dipasang pada modul panel tambahan. Sistem SMS ini juga mampu mengintegrasikan hasil tangkapan dari sistem Elektro Optik (EO) L-3 Wescam MX-10D.
MX-10D merupakan modul bola yang distabilisasi pada empat sumbu dan berisi sensor FLIR (Forward Looking Infra Red), laser rangefinder/ designator, dan kamera CCD yang dapat di-zoom antara 2x-4x. Sosoknya dapat terlihat terpasang pada ‘dagu; MD530G, tepat di bawah kaca kokpit. MX-10D menawarkan solusi penginderaan segala cuaca sekaligus kemampuan untuk mengarahkan berbagai macam sistem senjata yang terpasang pada MD530G tanpa perlu lagi memasang sistem bidik yang terpisah.
SMS terhubung dengan MX-10D melalui interface RS-422, MIL-STD-1553, ARINC-429, atau malah kabel data ethernet. Alat komunikasi standar pada MD530G adalah radio Harris RF-7850-UA , namun ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.
MD530G sendiri memanfaatkan sistem pylon Mace Aviation’s Extended Range Weapons Wing (ER2W), yang merupakan sistem sayap ringan yang didesain khusus untuk keluarga MD500, dan dapat dengan mudah dilepas-pasang dengan cepat dan digantikan dengan kursi, andai MD530G hendak diubah menjadi helikopter angkut. Saat ER2W terpasang, pintu khusus disediakan dengan coakan mengikuti kontur sayap sehingga kabin belakang dapat tetap tertutup.
Sistem senjata yang dapat dibopong oleh ER2W sangat beragam. MDHI berpartner dengan Dillon Aero menawarkan sistem minigun M134D-H (Hybrid) yang ringan dan kuat. Senapan mesin multilaras 7,62x51mm ini dapat dipasang pada sisi dalam sayap, dengan kotak peluru diletakkan pada kabin belakang. Untuk senjata yang lebih berat dapat menggunakan FN Herstal HMP-400 (Heavy Machinegun Pod) berupa senapan mesin berat M3 12,7x99mm atau RMP (Rocket Machinegun Pod) yang merupakan paduan senapan mesin dan tiga roket FFAR 2,75”.
MD530G juga dapat membawa tabung roket M260 berkapasitas tujuh roket 2,75” buatan Arnold Defense, termasuk dapat diisi dengan sistem roket pintar berpemandu laser Raytheon TALON. Apabila membopong roket TALON, MD530G dapat memanfaatkan MX-10D untuk menyorotkan laser ke arah sasaran. MDHI sendiri saat ini juga sedang dalam pembicaraan intensif dengan Lockheed Martin untuk mengintegrasikan AGM-114 Hellfire ke dalam paket MD530G, untuk meningkatkan daya tawarnya di pasaran internasional.
MDHI menawarkan MD530G pada kisaran US$7-8 juta dolar sebuahnya. Bukan harga yang murah memang, dan Malaysia cukup berani untuk membelinya mengingat kompetitornya AH6i dari Boeing sebenarnya ditawarkan melalui skema FMS, yang dalam jangka panjang bisa lebih murah karena skemanya dilakukan dengan cicilan berbunga rendah. MD530G akan mampu memenuhi kebutuhan Malaysia akan helikopter intai/ serbu yang murah namun mumpuni untuk memadamkan tipikal penyusupan oleh pemberontak Sulu yang pernah terjadi di masa lampau. (Aryo Nugroho)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb