Sukhoi Su-30MKI Menggendong Brahmos |
Untuk hitungan sebuah program integrasi senjata mandiri, apa yang bisa dilakukan India dengan mengintegrasikan antara pesawat tempur Sukhoi Su-30MKI dan rudal jelajah Brahmos-A adalah sebuah prestasi tersendiri yang tidak semua negara bisa melakukannya. Apalagi India melakukan integrasi tersebut tanpa bantuan dari Rusia.
Maka, ketika India berhasil menunjukkan kepada dunia bahwa armada Su-30MKI berhasil melakukan pelepasan rudal Brahmos versi udara pada bulan Juni 2016, Rusia yang tidak pernah menduga bahwa India dapat melakukannya sendiri pun dibuat terkejut.
Pasalnya, Rusia mematok harga tinggi ketika India datang kepada Rusia untuk minta asistensi teknis agar Su-30MKI memiliki kemampuan melepaskan Brahmos-A. Mahar yang diminta adalah sebesar US$250 juta, sama dengan nilai proyek awal rudal Brahmos itu sendiri. Alasannya, banyak modifikasi pada perangkat keras dan lunak pada kedua platform yang sebenarnya tidak didesain bersama ini.
Akhirnya, Hindustan Aeronautics Limited (HAL), pabrik pesawat tempur India sepakat melakukan studi internal bersama BrahMos Aerospace. Markas HAL di Nasik yang menjadi pusat perakitan Su-30MKI dipergunakan untuk melakukan modifikasi pada struktur pesawat agar mampu membopong rudal jelajah yang beratnya mencapai nyaris tiga ton tersebut. Bukan hal yang mudah karena HAL harus melakukan studi ulang pada titik berat pesawat.
BrahMos juga melakukan banyak perubahan pada sosok rudal Brahmos-A, dengan mengurangi bobotnya menjadi 2,5 ton. Bentuknya juga diubah menjadi lebih aerodinamis dengan hidung yang lancip untuk memudahkannya membelah udara dan meluncur dengan kecepatan supersonik ke sasaran. BrahMos juga harus berkutat dengan sistem kendali dan pemandu satelit, dimana membuat sistem kendali penembakan di Su-30MKI bisa bicara dengan sirkuit di Brahmos-A dan mengupdatenya dengan data terbaru di udara menjadi tantangan terbesar.
Ratusan jam dihabiskan untuk menguji seluruh parameter Su-30MKI dan Brahmos-A di dalam terowongan angin, untuk mempelajari seberapa aman rudal tersebut pada saat lepas landas, dibopong di udara, dan dilepaskan. Semuanya terakumulasi pada saat Dinas Kelaikan Udara AU India menyatakan bahwa integrasi Su-30MKI dan Brahmos-A aman dan berhasil dilakukan.
Ketika India akhirnya berhasil melakukan penembakan rudal Brahmos-A secara langsung, Rusia akhirnya mengakui kalau India memang cerdik dan berkemauan kuat. Mereka mengecek sendiri tingkat modifikasi pada Su-30MKI dan menyatakannya aman. Negara pengguna varian Su-30 pun langsung tertarik untuk bertanya apakah kerja serupa bisa dilakukan pada pesawat tempurnya.
Yang jelas, pemakai Su-30 tidak lantas serta merta bisa memasang Brahmos-A begitu saja. Karena Su-30MKI adalah varian unik, hasil yang sama belum tentu bisa direplikasi pada Su-30 lainnya, terutama karena avionik lokal yang digunakan pada Su-30MKI, belum lagi mempertimbangkan modifikasi strukturnya. HAL pun saat ini sudah melakukan produksi Su-30MKI secara mandiri sesuai dengan spesifikasi kemampuan menggotong Brahmos-A. Terakhir terdengar, malah Rusia yang minta agar T-50 atau Su-57 miliknya bisa mengadaptasi rudal Brahmos-A. Ironis bukan? (Aryo Nugroho)