SpaceX |
SpaceX meluncurkan wahana ruang angkasa robotik X-37B milik Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) dengan menggunakan roket Falcon 9, pada Kamis (7/9). Pesawat X-37B ini membawa alat uji elektronik dan teknologi pipa panas osilasi dan misi rahasia militer AS.
Dua alat yang disebut Advanced Structured Embedded Thermal Spreader ini akan diuji ketahanannya untuk bertahan di lingkungan luar angkasa dalam waktu lama. Alat ini dibangun oleh Laboratorium riset dari Angkatan Udara.
Angkatan Udara AS mengakui, misi pengujian alat-alat tadi bukanlah satu-satunya tugas X-37B.
Namun, Angkatan Udara AS menolak menyebutkan kalau X-37B pernah membawa persenjataan. Tidak mengejutkan juga kalau wahana ini digunakan sebagai satelit mata-mata. Kemungkinan lain pesawat ini membawa misi ilmiah.
Misi kali ini menjadi peluncuran kelima dari X-37B. Pada 2012, peluncuran X-37B ditangani oleh ULA (United Launch Alliance). Namun, kali ini Sekertaris Angkatan Udara Heather Wilson memberi kesempatan kepada SpaceX untuk menjalani misi X-37B. Tujuannya, menghemat biaya dan menghindari monopoli ULA demi persaingan sehat.
Peluncuran murah
Peluncuran ini dilakukan menggunakan roket Falcon 9 dari komplek peluncuran 39A di Kennedy Space Center NASA di Florida. Ini adalah roket SpaceX yang bisa dipakai ulang. Biasanya, dalam tiap peluncuran wahana luar angkasa, roket hanya bisa dipakai sekali.
Dengan cara ini, SpaceX berhasil mengurangi biaya peluncuran satelit ke orbitnya hingga lebih dari 75 persen. SpaceX biasanya memberi harga kurang dari US$100 juta (sekitar Rp1,3 milyar) untuk menerbangkan pesawat ruang angkasa seukuran X-37B ke orbit.
Sedangkan roket Atlas yang biasa digunakan ULA untuk meluncurkan X-37B menghabiskan setidaknya sekitar US$ 109 juta (sekitar Rp1,4 miliar). ULA adalah perusahaan peluncuran wahana luar angkasa patungan Lockheed Martin Space System dengan Boeing Defense, Space & Security.
Sementara itu, peluncuran dengan cara tradisional untuk menaruh satelit di orbit, pihak militer menghabiskan US$420 juta (Rp5,5 miliar) per peluncuran.
Sumber : https://www.cnnindonesia.com
Dua alat yang disebut Advanced Structured Embedded Thermal Spreader ini akan diuji ketahanannya untuk bertahan di lingkungan luar angkasa dalam waktu lama. Alat ini dibangun oleh Laboratorium riset dari Angkatan Udara.
Angkatan Udara AS mengakui, misi pengujian alat-alat tadi bukanlah satu-satunya tugas X-37B.
Namun, Angkatan Udara AS menolak menyebutkan kalau X-37B pernah membawa persenjataan. Tidak mengejutkan juga kalau wahana ini digunakan sebagai satelit mata-mata. Kemungkinan lain pesawat ini membawa misi ilmiah.
Misi kali ini menjadi peluncuran kelima dari X-37B. Pada 2012, peluncuran X-37B ditangani oleh ULA (United Launch Alliance). Namun, kali ini Sekertaris Angkatan Udara Heather Wilson memberi kesempatan kepada SpaceX untuk menjalani misi X-37B. Tujuannya, menghemat biaya dan menghindari monopoli ULA demi persaingan sehat.
Peluncuran murah
Peluncuran ini dilakukan menggunakan roket Falcon 9 dari komplek peluncuran 39A di Kennedy Space Center NASA di Florida. Ini adalah roket SpaceX yang bisa dipakai ulang. Biasanya, dalam tiap peluncuran wahana luar angkasa, roket hanya bisa dipakai sekali.
Dengan cara ini, SpaceX berhasil mengurangi biaya peluncuran satelit ke orbitnya hingga lebih dari 75 persen. SpaceX biasanya memberi harga kurang dari US$100 juta (sekitar Rp1,3 milyar) untuk menerbangkan pesawat ruang angkasa seukuran X-37B ke orbit.
Sedangkan roket Atlas yang biasa digunakan ULA untuk meluncurkan X-37B menghabiskan setidaknya sekitar US$ 109 juta (sekitar Rp1,4 miliar). ULA adalah perusahaan peluncuran wahana luar angkasa patungan Lockheed Martin Space System dengan Boeing Defense, Space & Security.
Sementara itu, peluncuran dengan cara tradisional untuk menaruh satelit di orbit, pihak militer menghabiskan US$420 juta (Rp5,5 miliar) per peluncuran.
Sumber : https://www.cnnindonesia.com