Paratroopers Malaysia |
Sama dengan tren kenaikan anggaran pertahanan negara-negara ASEAN, Malaysia pun menaikkan anggaran pertahanannya untuk tahun depan. Tercatat Malaysia mengalokasikan anggaran pertahanan sebesar Ringgit Malaysia (MYR) 15,86 Miliar atau naik 5,3 persen dari anggaran pertahanan tahun berjalan. Jika dipatok dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau persentase belanja pemerintah, angka ini sebenarnya tidak jauh beda dengan tahun 2017, malah turun sedikit.
Dibandingkan dengan Indonesia, anggaran militer Malaysia yang kalau dirupiahkan sekitar 51 Trilyun ini memang hanya setengahnya dari anggaran militer Indonesia, namun begitu, 70% anggaran militer Indonesia memang habis untuk belanja gaji pegawai dan prajurit, dibandingkan dengan Malaysia yang memiliki lebih sedikit prajurit.
Malaysia masih merasakan imbas pelemahan ekonomi global yang berdampak pada kemampuan pemerintah Malaysia memperoleh devisa dan pendapatan dari ekspor komoditas. Puncak kejayaan anggaran pertahanan Malaysia yang terjadi pada 2015 nampaknya masih akan sulit tercapai dalam waktu dekat.
Menurut Panglima Tentera Darat Malaysia Jenderal Tan Sri Zulkiple Kassim, sebagian anggaran akan difokuskan untuk meningkatkan kemampuan dan menambah peralatan bagi pasukan komando GGK (Grup Gerak Khas) serta menambah pos-pos pengawasan perbatasan di Sabah dan Sarawak yang berlokasi di Kalimantan.
Sebanyak MYR 250 Juta juga dialokasikan kepada komando khusus Sabah Timur, ESSCOM (Eastern Sabah Security Command) yang dibentuk untuk menanggulangi ancaman separatisme dari Sulu dan sekitarnya. Dana ini akan digunakan untuk memperkuat pertahanan dan juga kesejahteraan wilayah Sabah Timur, khususnya di wilayah perairan untuk menangkal penyusupan dan mencegah pemberontakan Lahad Datu terulang.
Sementara di sektor maritim, Panglima Tentera Laut Diraja Malaysia Laksamana Tan Sri Ahmad Kamarulzaman Ahmad Badaruddin mengatakan anggaran yang dialokasikan untuk TLDM akan digunakan untuk membeli sensor dan persenjataan bagi kapal perang pesisir (LCS) yang sedang dibangun oleh galangan kapal Malaysia, serta meneruskan visi penyederhanaan armada kapal perang TLDM.
Di sektor udara, Tentera Udara Diraja Malaysia berencana akan menghidupkan kembali MiG-29N Fulcrum yang telah purna usia pakainya, diremajakan agar bisa digunakan kembali untuk memperkuat dan menjaga wilayah udara. Di sektor pengawasan kekuatan maritim, ada kebutuhan untuk mengadakan empat unit pesawat patroli maritim, yang kemungkinan akan dijatuhkan pada P-8A Poseidon. (Aryo Nugroho)
Sumber : https://c.uctalks.ucweb.com