Mengenal HTMS Chakri Naruebet (CVH-911), Kapal Induk Terkecil di Dunia Milik AL Thailand - Radar Militer

06 September 2018

Mengenal HTMS Chakri Naruebet (CVH-911), Kapal Induk Terkecil di Dunia Milik AL Thailand

HTMS Chakri Naruebet (CVH-911)
HTMS Chakri Naruebet (CVH-911) 

Dalam dunia kemiliteran modern kapal induk memainkan peran teramat penting. Perang Pasifik menjadi saksi betapa kemampuan sebuah negara memproduksi kapal-kapal induk menjadi kunci kemenangan.
Sesuai namanya, kapal induk memiliki fungsi "semacam ibu" dari sebuah aramada. Fungsi kapal induk terutama menjadi pengangkut pesawat-pesawat tempur yang digunakan dalam pertempuran.
Terkait fungsinya itu, kapal induk biasanya memiliki ukuran yang besar dengan awak yang banyak. Namun apakah semuanya seperti itu?
Ternyata, AL Thailand memiliki sebuah kapal induk yang didaulat sebagai kapal induk terkecil di dunia yaitu HTMS Chakri Naruebet.
Kapal dengan nomor lambung (CVH-911) itu dibuat galangan kapal Bazan di Spanyol berdasarkan model kapal serupa milik AL Spanyol Principe de Asturias.
Pemerintah Thailand memesan kapal ini pada 1992, diluncurkan pada 1996, dan mulai bertugas bersama AL Thailand pada 1997.
HTMS Chakri Naruebet dirancang untuk mengoperasikan helikopter dan pesawat jet dengan kemampuan lepas landas dan mendarat vertikal/landasan pendek (V/STOL) semacam Sea Harrier.
Kapal ini dirancang diproyeksikan mampu membawa enam jet AV-8S Matador Harrier dan enam helikopter Sikorsky SH-60 Seahawk.
Secara teori kapal ini bisa mengangkut maksimal 14 helikopter campuran Sikorsky Sea King, Sikorsky S-76, dan CH-47 Chinook.
Namun, pada 1999 dilaporkan hanya satu jet Matador Harrier yang dioperasikan dari kapal ini karena masalah suku cadang, pelatihan, dan keterbatasan dana.
Pada 2006, semua skuadron jet Harrier tidak beroperasi lagi dari geladak kapal ini dan Chakri Naruebet hanya berfungsi sebagai kapal patroli semata.
Dan, sejak 1997 akibat keterbatasan anggaran sebagai dampak krisis keuangan, kapal ini lebih banyak bersandar di pangkalan AL Sattahip.
Beberapa operasi yang melibatkan Chakri Naruebet antara lain operasi penanggulangan bencana pasca-tsunami 2004, serta beberapa peristiwa bencana alam lainnya.
Selain itu, kapal yang dibuat dengan biaya 336 juta dolar AS atau sekitar Rp 5 triliun itu hanyalah berlatih sekali setiap bulan dan untuk membawa keluarga kerajaan Thailand.
Perbandingan
Jika dianggap sebagai kapal induk terkecil tentu harus dibandingkan dengan kapal induk lain. Sebagai pembanding mari kita sandingkan HTMS Chakri Naruebet dengan kapal induk kelas Nimitz milik AL Amerika Serikat.
Kapal milik Thailand ini memiliki panjang 182,6 meter, lebar 21,9 meter, dengan daya tampung 11.485 ton. Sementara kapal induk kelas Nimitz memiliki panjang 332,8 meter, lebar 76,8 meter, dengan daya angkut hingga 104.600 ton.
Dari sisi awak kapal juga jauh berbeda. Chakri Naruebet hanya memiliki 455 orang kru dengan tambahan 146 orang pilot. Sedangkan kapal induk kelas Nimitz harus dioperasikan 3.300 kru yang masih ditambah 3.000 penerbang.
Sehingga total penghuni kapal semacam ini lebih dari 6.000 orang. Kapal induk kelas Nimitz digerakkan dengan tenaga nuklir yang menghasilkan 260.000 tenaga kuda.
Tenaga nuklir ini menghasilkan kecepatan berlayar 30 knot, dengan kecepatan maksimal dirahasiakan, dan daya jelajah dalam teorinya tidak terbatas karena kapal ini hanya mengisi ulang bahan bakarnya sekali dalam 20-25 tahun.
Sementara, Chakri Naruebet masih menggunakan teknologi penggerak konvensional yaitu turbin gas dan mesin diesel yang menghasilkan 50.687 tenaga kuda.
Tenaga ini mampu membuat kapal ini memiliki daya jelajah 10.000 mil laut dengan kecepatan rata-rata 12 knot dengan kecepatan maksimum 26 knot.
Persenjataan
Bagaimana dari segi persenjataan? HTMS Chakri Naruebet dilengkapi 3 unit peluncur rudal Mistral untuk kepentingan ofensif dan defensif.
Peluncur ini bisa digunakan untuk menembakkan rudal untuk menghantam sasaran jarak pendek dan mengintervensi rudal musuh yang mengarah kepadanya.
Rudal yang digunakan biasanya mengangkut hulu ledak seberat tiga kilogram yang berisi bola-bola tungsten.
Namun, dengan hanya mampu menembak sasaran sejauh maksimal 4 - 5.2 kilometer sistem persenjataan ini kurang memadai jika menghadapi serangan jet-jet tempur modern.
Sementara, kapal induk kelas Nimitz dilengkapi rudal dengan teknologi dengan pelacak panas atau radiasi hingga lebih akurat untuk mengenai sasaran.
Selain itu, rudal RIM-116 Rolling Airframe Missile (RAM) di kapal induk kelas Nimitz memiliki daya jangkau maksimal 9 kilometer atau dua kali lebih jauh dibanding rudal pada Chakri Naruebet.
Kelas Nimitz juga dipersenjatai rudal RIM-7 Sea Sparrow dengan daya jelajah 19 kilometer dengan kecepatan diperkirakan lebih dari empat kali kecepatan suara.
Dengan kemampuan persenjataan yang minim ini maka Chakri Naruebet dipastikan tidak akan selamat bila turun dalam sebuah pertempuran laut melawan kapal-kapal perang modern. Ervan Hardoko)
Sumber : TSM

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb