S-400 Triumf |
Tepuk tangan harus diberikan kepada Arab Saudi, yang menjadi satu-satunya negara yang menggelar dua sistem artileri pertahanan udara paling canggih yang ada di dunia saat ini. Setelah kunjungan Raja Salman ke Rusia untuk membeli persenjataan dalam paket senilai US$ 3,5 Miliar yang di antaranya mencakup sistem rudal anti pesawat S-400 Triumf, rupa-rupanya dalam waktu nyaris bersamaan AS juga mengumumkan bahwa Arab Saudi diijinkan membeli sistem rudal THAAD (Terminal High Altitude Area Defense).
Departemen Luar Negeri AS melalui rilis DSCA menyatakan telah menyetujui penjualan sistem THAAD ke Arab Saudi yang mencakup 44 peluncur THAAD, 360 rudal, 16 stasiun kendali sistem penembakan, dan tujuh radar THAAD yaitu AN/TPY-2 yang beroperasi pada X-Band. Turut dibeli juga 43 truk, generator atau catu daya listrik, dan peralatan pendukung lainnya.
Nilai kontraknya adalah US$ 15 Miliar atau setara dengan Rp 202,5 Triliun atau sama dengan sepersepuluh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Republik Indonesia. Dibandingkan dengan anggaran untuk Kementerian Pertahanan dan TNI, kontrak ini nilainya dua kali lipat anggaran pertahanan untuk tahun 2018. Adalah perusahaan Lockheed Martin dan Raytheon yang ketiban pulung menerima kontrak sebesar ini.
Seperti biasa, DSCA (Defense Security Cooperation Agency) menyatakan bahwa “Penjualan ini memajukan kepentingan hubungan luar negeri dan keamanan nasional AS, serta mendukung keamanan jangka panjang dari Arab Saudi dan wilayah Teluk menghadapi ancaman Iran dan ancaman regional lainnya.”
Iran disebut-sebut karena memang selain musuh alami dari Arab Saudi, negara yang baru saja dikenakan sanksi baru oleh Amerika Serikat itu memang terus mengembangkan teknologi rudal balistiknya. Rudal terbaru Iran, Khorramshahr diklaim bisa meluncur sejauh 2.000 kilometer dan bisa membawa hululedak MIRV (Multiple Independently Targetable Reentry Vehicle) yang sukar dicegat dalam fase terminal.
Dalam perspektif ancaman milisi Houthi di Yaman yang dibekingi oleh Iran, serta dari Iran sendiri itulah mengapa Arab Saudi rela menghamburkan uang hanya untuk membeli sistem seperti S-400 dan THAAD. Terlalu banyak yang dipertaruhkan jika wilayah udara Arab Saudi dibiarkan tanpa pelindung dan dengan mudah ditembus oleh rudal taktis, jelajah, maupun balistik. (Aryo Nugroho)
Sumber : https://c.uctalks.ucweb.com/