Glide Bomb AGM-154C Block III JSOW |
Raytheon Missile Systems mendapat kontrak senilai $172 juta untuk memasok 200 AGM-154C Block III Joint Standoff Weapon (JSOW) ke Qatar.
Kontrak oleh US Naval Air Systems Command (NAVAIR) tersebut juga mencakup 212 kontainer, berbagai komponen dan peralatan pendukung untuk suku cadang, dan engineering dan dukungan teknis dan diharapkan selesai pada bulan Juni 2020.
AGM-154 Joint Standoff Weapon (JSOW) adalah produk dari kerjasama antara Angkatan Laut (USN) dan Angkatan Udara (USAF) Amerika Serikat untuk mengoperasikan senjata kendali presisi jarak menengah yang terstandar.
AGM-154 dimaksudkan untuk menjadi senjata luncur (glide) dengan biaya rendah namun sangat mematikan dengan kemampuan beroperasi secara mandiri. Senjata ini terutama digunakan untuk menghadapi sasaran yang terlindungi oleh senjata pertahanan udara dari luar jangkauan senjata pertahanan anti-pesawat standar, sehingga akan meningkatkan keselamatan pesawat dan meminimalkan kerugian pasukan kawan.
Keluarga senjata luncur udara-ke-darat JSOW adalah senjata kelas 450 kilogram (1.000 lb) yang menyediakan kemampuan serang jarak jauh sejauh 28 km (15 nmi) pada peluncuran ketinggian rendah dan hingga 110 km (60 nmi) pada peluncuran ketinggian rendah.
AGM-154C menggunakan terminal seeker Imaging Infrared (IIR) dengan pemandu yang otonom. AGM-154C membawa hulu ledak BROACH. Hulu ledak dua tahap ini terdiri dari sebuah hulu ledak penembus shaped charge WDU-44 dan sebuah bom WDU-45 yang mengikutinya.
Senjata ini dirancang untuk menyerang target yang diperkuat seperti bunker dan mulai memasuki kedinasan AL AS pada bulan Februari 2005.
Sumber : TSM