C-146 Wolfhound |
Jika melihat sosok dan laburan cat warna bergaris biru di badannya, apa bayangan pertama yang terlintas di pikiran pembaca? Pesawat angkut baling-baling biasa, seperti yang digunakan banyak maskapai penerbangan dalam negeri untuk rute-rute pendek? Itulah imej yang ingin dibentuk oleh Komando Pasukan Khusus AS atau USSOCOM (United States Special Operations Command).
Nyatanya, pesawat yang dioperasikan oleh Komando Kesatuan Khusus AU AS atau AFSOC (Air Force Special Operations Command) ini adalah pesawat yang menjadi tulang punggung untuk misi-misi khusus, seperti mengirimkan logistik dan perbekalan, angkut pasukan ke titik-titik terjauh di bumi, membawa VVIP secara aman, sampai dengan evakuasi medik bagi pasukan khusus yang terluka di lapangan. Namun tidak pernah ada penanda bahwa pesawat ini dimiliki dan dioperasikan oleh militer AS.
Salah satu C-146 ini pernah terlibat insiden di Indonesia ketika terbang secara rahasia (black flight) sehingga harus dicegat oleh patroli Sukhoi Su-27SKM TNI AU di atas wilayah Natuna pada tahun 2015 lalu.
Dengan kelir sipil, mudah saja C-146 Wolfhound menyaru di bandara sipil. Coba saja lihat foto yang admin dapatkan, C-146 ini bisa anteng parkir di antara dua pesawat Boeing 737 Garuda Indonesia di sebuah bandara di Indonesia, padahal sejatinya pesawat ini punya kemampuan untuk mendukung operasi khusus. Pesawat ini jadi mudah memasuki wilayah udara negara manapun karena diregistrasi dan tampil secara sipil.
Nama pesawat tersebut adalah C-146 Wolfhound, yang dibangun dari basis pesawat komuter Dornier 328 buatan Jerman dan dirakit secara lokal di pabrik Fairchild Dornier di Amerika Serikat. C-146A sendiri dimodifikasi secara khusus oleh Sierra Nevada Corporation dengan nilai proyek sebesar US$200 Juta dan AFSOC sendiri memiliki 17 pesawat ini di dalam inventori dan dibagi ke dalam 2 skadron yang beroperasi di Asia Tenggara dan Afrika.
Avionik yang dipesan khusus untuk versi ini adalah Honeywell Primus 2000 Avionics System yang menampilkan display digital untuk pilotnya. Ada pula sistem EFIS (Electronic Flight Instrument System), EICAS (Engine Indicating and Crew Alerting System) untuk memantau kondisi pesawat secara mandiri. Untuk beroperasi di tempat terpencil C-146 juga dilengkapi Allied-Signal GTCP 36-150 APU (Auxilliary Power Unit) untuk menstarter pesawat. C-146A ditenagai oleh dua mesin turboprop Pratt & Whitney 119C yang masing-masing menghasilkan daya 2.180shp.
C-146 memiliki kemampuan untuk mendarat di landasan yang kasar sehingga memang sangat cocok untuk mendukung operasi tempur pasukan khusus. Pesawat ini pernah terpergok mendukung penggelaran pasukan khusus AS di Libya, tetapi juga pernah dilibatkan dalam operasi kemanusiaan menolong korban badai di Filipina. C-146 juga biasa digunakan mendukung transport VVIP, seperti Menteri Pertahanan Ash Carter dan mengantarkan Menteri Luar Negeri John Kerry berkunjung ke pedalaman Vietnam di era Presiden Obama.
Nah, jika pembaca sempat melihat C-146 ada di bandara yang dikunjungi, ingat-ingat saja, di balik sosok pesawat yang kelihatannya biasa-biasa saja ini, ternyata militer Amerika Serikat menggunakannya untuk tujuan-tujuan khusus yang mungkin saja menembus batas bayangan para pembaca. (Aryo Nugroho)
Sumber : https://c.uctalks.ucweb.com