HK416, Andalan Kostrad TNI AD dalam Operasi Pembebasan Sandera Papua - Radar Militer

20 November 2017

HK416, Andalan Kostrad TNI AD dalam Operasi Pembebasan Sandera Papua

HK416
 HK416 

Langkah tegas Pemerintah yang menugaskan TNI dan Polri untuk bersatu padu membebaskan warga masyarakat di desa Banti dan Kimberley yang disandera oleh separatis OPM layak diacungi jempol karena keberhasilannya. Ketika keputusan untuk menggunakan kekuatan militer sebagai solusi, itu adalah keputusan yang tepat dan terukur. Tim Peleton Intai Tempur (Tontaipur) Kostrad bertugas menguasai desa Banti.
Tim yang dikirim dari Jakarta berjumlah 30 orang yang dibagi ke dalam dua pasukan, masing-masing memiliki sniper atau penembak runduk, yang dilengkapi dengan senapan serbu Heckler and Koch buatan Jerman, dalam varian laras yang paling panjang, dengan laras sepanjang 20 inci atau sama dengan senapan serbu M16.
Di setiap HK416 tersebut bertengger optik berupa teropong Trijicon ACOG (Advanced Combat Optical Gunsight) dengan pembesaran 4x dan aksesoris ARD (Anti Reflection Device) untuk mencegah pantulan cahaya pada lensa. Kemunculan Tontaipur dengan HK416 terhitung mengejutkan, karena kesatuan ini lebih sering terlihat dengan senapan serbu SS2, SS1-R5, atau Galil.
Akan tetapi, HK416 jadi pilihan yang ideal karena pasukan yang posisinya bergerak untuk melakukan pengejaran sehingga senapan dengan kemampuan tembak semi otomatis yang dibutuhkan. HK416 yang digunakan sendiri adalah dari generasi pertama, dicirikan dari popor yang masih gemuk. HK416 sendiri di pabriknya sekarang sudah mencapai generasi kelima.
HK416 sendiri merupakan produk penyempurnaan dari karabin M4 buatan Amerika Serikat yang dikembangkan dengan dana internal perusahaan Heckler & Koch dan pertama kali dicoba oleh Green Beret. Dengan mendesain senapan dengan ergonomi seperti M4, ditambah keandalan sistem piston yang mengeliminasi kelemahan sistem direct gas impingement, HK416 jadi produk jawara dunia. Senapan serbu inilah yang mengakhiri karir dedengkot teroris nomor satu dunia Osama Bin Laden di tangan kesatuan khusus DEVGRU alias SEAL Team Six dalam operasi Neptune Spear.
Dengan mengambil celah bahwa paten AR-15 sudah lama berakhir, mereka bisa membuat senjata yang serupa dengan M4. Awalnya memang hendak dinamai HK M4, namun terkendala oleh nama M4 yang ternyata dipatenkan oleh Colt. Solusinya simpel saja, kode 4 tinggal ditempel dengan 16, yang berasal dari M16 dan memang merupakan nenek moyang M4. Produk akhirnya berkode HK416, dan sepintas bentuknya tak berbeda jauh dengan M4.
Akan tetapi, HK416 membawa filosofi yang sepenuhnya berbeda dibandingkan M4. Dari segi bentuk keseluruhan memang sama, tapi HK mampu melakukan proses rekayasa ulang yang sempurna terhadap karabin andalan militer AS tersebut. Tingkatan perbedaannya tertanam sampai detail terkecil, yang mungkin tak terlihat secara kasat mata.
Dimulai dari bagian depan, HK menggunakan laras dengan berbagai panjang profil untuk 416, mulai dari 10,5, 14,5, 16,5, dan 20 inci. Sepintas memang tak terlihat berbeda dengan pabrikan lain, pun dari segi fitur kalah dari katakanlah, FN SCAR karena HK416 belum menggunakan sistem ganti laras cepat (quick detach). Artinya sekali pilih HK416 dengan laras 14,5” misalnya, anda akan stuck dengan pilihan tersebut kecuali armorer di markas mau menggantikan larasnya dengan opsi lain, itupun membutuhkan alat khusus.
HK416 belum menerapkan sistem QD karena keterbatasan tempat pada modul receiver, dimana untuk mengejar kesamaan form factor dengan M4/M16, HK tidak bisa melakukan banyak modifikasi pada trunnion. Namun kekurangan ini ditebus oleh HK dengan penggunaan teknik tempa dingin (cold-hammer forged) pada tiap laras HK416 yang menggunakan twist 1:7 tersebut. Hasilnya, laras HK416 memiliki rigiditas dan kerapatan molekul yang tinggi, resisten terhadap panas, dan hasil akhirnya memiliki umur pakai laras yang jauh lebih tinggi dibandingkan Colt M4A1.
Keunggulan lain dari sistem gas pada HK416 adalah adanya tuas untuk menyetel jumlah gas yang mengalir untuk memukul piston ke belakang. Setelan regulator gas ini diperkenalkan pada HK416 produksi akhir, terutama varian HK416N yang digunakan oleh Norwegia, dan HK416A3. Ada 3 macam setelan: normal-adverse-supressor. Setingan adverse digunakan pada saat terjadi penumpukan residu berlebih didalam gas block atau didalam mekanisme sehingga perlu tenaga lebih dalam mendorong, sementara suppressor digunakan bila HK416 dipasangi dengan peredam suara.
Sistem piston berpenggerak gas pada HK416 ini dilindungi oleh handguard yang diberi nama FFRS (Free Float Rail System) oleh HK. Speknya menganut Mil Std-1913, atau dikenal dengan Picattinny rail, jadi semua aksesoris kompatibel M4 juga bisa menempel pada HK416. Hanya bedanya, jika sistem RIS pada M4 menempel pada laras dengan menggunakan delta ring, HK mengupayakan agar laras tetap menggantung bebas, dengan mengunci FFRS ke bushing pada trunnion menggunakan 1 pin melintang. Pin ini dapat dilepaskan dengan memutarnya menggunakan cantelan sling atau kepala bolt.
Bila bicara soal performa, karena masih menggunakan kaliber yang sama yaitu 5,56x45mm NATO M855/SS109, akurasi dan daya penetrasi dari HK416 boleh dibilang tak memiliki perbedaan yang jauh dengan M4A1, yaitu akurat dan mematikan pada jarak 300 meter, dan bisa sampai 600 meter untuk varian dengan laras 20 inci seperti yang digunakan oleh sniper Kostrad. (Aryo Nugroho)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb