SWG R-1 Marinir, Drone Pengintai Flying Wing Andalan Infanteri Marinir TNI AL - Radar Militer

20 November 2017

SWG R-1 Marinir, Drone Pengintai Flying Wing Andalan Infanteri Marinir TNI AL

SWG R-1 Marinir
SWG R-1 Marinir 

Pada Maret 2017 lalu, Dinas Material Korps Marinir telah melangsungkan uji fungsi drone/UAV (Unmanned Aerial Vehicle) intai jenis Backpack SWG Throw System buatan PT Bhimasena. Karena disebut sebagai drone yang dapat dikemas dalam backpack (ransel), maka bisa dipastikan yang diusung adalah tipe mini drone modular flying wing dengan konsep hand launched alias diluncurkan dari tangan. Beberapa foto pun telah beredar di lini masa yang memperlihatkan prajurit Intai Amfibi (Taifib) tengah menerbangkan drone sembari berlari.
Meski bentuknya sudah diketahui, toh versi resmi drone buatan PT Bhimasena tak disebutkan oleh pihak pengguna. Dalam siaran pers yang dirilis Dispen Korps Marinir Maret 2017, hanya disebut tentang pelatihan awak drone untuk memberikan bekal dan meningkatkan kemampuan serta pengetahuan kepada prajurit Denjaka, Batalyon Taifib, dan Brigade Infanteri Korps Marinir.
Namun dalam Marinir Fair 2017 yang digelar di Kesatriaan Marinir Hartono di Cilandak, Jakarta Selatan, PT Bhimasena merilis spesifikasi drone yang digunakan pasukan Marinir (UAV Squad), yang disebut sebagai UAV SWG R-1 Marinir.
Seperti apa kemampuan SWG R-1 Marinir, pertama dari aspek tenaga, drone ini disokong baterai lithium polymer dengan kapasitas 8.000 mAh. Dari kapasitas baterai tersebut, drone dapat terbang selama 60 - 120 menit. Sementara kecepatan luncur di udara bisa mencapai 100 km per jam. Ketinggian terbang maksimumnya adalah 1.500 meter, sedangkan ketinggian operasionalnya ada di kisaran 100 - 500 meter.
Bicara tentang payload, SWG R-1 Marinir dapat membawa high resolution DO daylight, camera FLIR - FOV 34×26 inchi/48×37 inchi, dan kemampuan rekam video dengan kualitas ISR yang dikirim ke Ground Control Station (GCS). Total payload yang bisa dibawa mencapai 250 gram.
Bobot drone pengintai ini keseuruhan ada di rentang 2,6 kg - 3 kg. Panjang drone hanya 60 centimeter dan lebar (wing span) mencapai 190 centimeter. Untuk sistem kendali, ada beberapa opsi, mulai dari programmed autonomous flight, semi auto, flight manual, loiter, homing autonomous dan failsafe.
Seperti halnya drone Tawon 1.8 yang berhasil merekam aktivitas kawah di Gunung Agung, drone SWG R-1 Marinir didaratkan secara landing belly atau bisa juga dengan parasut, bergantung pada situasi dan kondisi di lapangan. Ransel yang yang digunakan sebagai rumah drone ini diambil dari jenis UAC Pelican Case 1605. (Bayu Pamungkas)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb