Operasi Pembebasan Sandera di Papua |
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigjen Pol Rikwanto mengatakan Kampung Kimbely dan Banti, Distrik Tembagapura, Mimika, Papua, saat ini telah dikuasai oleh Satgas Gabungan TNI-Polri.
"Pada (Jumat) pagi hari pukul 09.30 WIT, Kimbely-Banti sudah bisa dikuasai oleh satgas yang dipimpin Dansat Brimob Papua," kata Rikwanto di Mabes Polri, Jakarta, Jumat.
Menurut dia, saat ini Asops Kapolri Irjen Pol M Iriawan dan Kapolda Papua Irjen Pol Boy Rafli Amar telah tiba di dua kampung tersebut.
"Pukul 11.00 WIT proses evakuasi sandera berjalan sampai pukul 12.00 WIT, namun terjadi penembakan oleh pihak KKB. Proses evakuasi tetap berjalan secara bertahap," katanya.
Dari laporan yang diterimanya, Rikwanto menuturkan bahwa rombongan pertama masyarakat yang berhasil dievakuasi telah sampai di Mapolsek Tembagapura dengan selamat.
Jumlah warga yang berhasil dievakuasi oleh satgas gabungan adalah 344 warga dengan rincian dari Kampung Kimbely sebanyak 104 laki-laki, 32 perempuan dan 14 anak-anak serta dari Kampung Longsoran sebanyak 153 laki-laki (satu di antaranya orang asli Papua), 31 perempuan dan 10 anak-anak.
Sebelumnya sekitar 1.300 orang warga sipil dijadikan sandera oleh KKB di sekitar Kampung Kimbely dan Banti, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua.
Hingga saat ini polisi telah menetapkan 21 anggota KKB masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) Polda Papua. Mereka diduga terlibat dalam sejumlah aksi teror di Tembagapura, Mimika.
Berdasarkan nama DPO yang dipublikasikan oleh akun media sosial Instagram Divisi Humas Polri pada Minggu (12/11), mereka adalah Ayuk Waker, Obeth Waker, Ferry Elas, Konius Waker, Yopi Elas, dan Jack Kemong.
Kemudian Nau Waker, Sabinus Waker, Joni Botak, Abu Bakar alias Kuburan Kogoya, Tandi Kogoya, Tabuni, Ewu Magai, Guspi Waker, dan Yumando Waker alias Ando Waker.
Selanjutnya Yohanis Magai alias Bekas, Yosep Kemong, Elan Waker, Lis Tabuni, Anggau Waker, serta Gandi Waker.
Sebagian Warga Kampung Kimbely Tidak Mau Dievakuasi
Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Muhammad Kamal mengatakan sebagian warga kampung Kimbely memilih untuk tetap tinggal ketika dilakukan evakuasi oleh satgas terpadu di wilayah Distrik Tembagapura, Mimika, Papua, Jumat.
Ahmad mengatakan warga yang memilih untuk tetap tinggal di Kimbely merupakan warga yang lahir dan besar di Kampung Kimbely.
Kendati memilih tetap tinggal, warga tersebut tetap meminta perlindungan dari anggota satgas terpadu penanganan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Tembagapura untuk menetap di kampung tersebut sampai situasi kembali aman dan kondusif.
Namun ada beberapa warga sipil asli Papua memilih dievakuasi ke Timika karena keluarganya berada di Timika.
Tim Satgas Terpadu penanganan KKB di wilayah Tembagapura akhirnya berhasil menguasai perkampungan yang sebelumnya diduduki oleh KKB pimpinan Sabinus Waker dan Ayub Waker dan berhasil mengevakuasi sebanyak 344 warga.
Jumat (17/10) pukul 11.00 WIT, sebanyak 344 warga berhasil dievakuasi ke Sport Hall Tembagapura, kota Tembagapura untuk didata lebih lanjut.
Sejumlah 344 warga yang berhasil dievakuasi tersebut antara lain terdiri dari laki-laki sebanyak 104, perempuan sebanyak 32 dan anak-anak 14 orang. Sementara dari Kampung Longsoran terdiri dari laki-laki sebanyak 153 orang, perempuan sebanyak 31 dan anak-anak 10 orang.
Upaya evakuasi warga sempat mendapat perlawanan dari KKB. Baku tembak pun tak dapat dihindari saat tim evakuasi memasuki kawasan perkampungan. Namun tidak ada korban dalam kontak tembak tersebut. Namun upaya evakuasi berhasil dan semua warga sipil selamat.
Usai pendataan di Sport Hall Tembagapura, warga kemudian dievakuasi ke Timika.
Ahmad mengatakan setibanya Timika warga akan dijemput oleh paguyuban dan kerabat masing-masing yang sudah menunggu.
Sumber : https://www.antaranews.com/