Damen Enforcer 10000, Tawaran Belanda untuk Landing Platform Dock TLDM Malaysia - Radar Militer

30 April 2018

Damen Enforcer 10000, Tawaran Belanda untuk Landing Platform Dock TLDM Malaysia

Damen Enforcer 10000
Damen Enforcer 10000 

Setelah Singapura, Indonesia dan Filipina, kini Malaysia juga menginginkan angkatan lautnya diperkuat dengan kehadiran kapal jenis Landing Platform Dock (LPD). Setidaknya tiga negara tengah dipertimbangkan dalam tender sebagai pemasok, yakni Indonesia, Belanda, dan China. Dari Indonesia ada Makassar Class produksi PT PAL, sementara dari China ada Type 071, dan dari Belanda ditawarkan Enforcer 10000. Dari ketiga jenis LPD yang disebut, Enforcer 10000 terbilang asing di telinga, meski galangan pengusungnya lekat di Indonesia, yaitu Damen Schelde, nama besar dibalik PKR (Perusak Kawal Rudal) Martadinata Class.
Diantara kompetitor tender, Enforcer 10000 statusnya masih dalam konsep. Meski begitu Damen punya portfolio dan pengalaman yang kuat di segmen LPD. Setidaknya empat LPD Endorcer dari beragam tipe telah dibuat Damen untuk kebutuhan AL Belanda. Dam Enforcer 10000 digadang Damen untuk tender LPD Malaysia yang memang menargetkan sosok multirole support ships (MRSS) dengan tonase 10-13 ribu ton.
Dilihat dari gambar desain, Enforcer 10000 mirip dengan LPD lansiran PT PAL. Dari spesifikasi yang ada pada situs resminya, Enforcer 10000 punya peran sebagai amphibious transport, disaster relief, helicopter operations, evacuation operations,operation support, maintenance support, joint operations command dan training.
Secara teknis, Enforcer 10000 punya panjang 159,4 meter, lebar 24,8 meter dan bobot maksimal 11.700 ton. Kapasitas angkutnya terdiri dari dua spot untuk pendaratan helikopter ukuran medium, luas flight deck-nya mencapai 1.250 m2. Tak lupa juga terdapat hanggar ukuran besar yang dapat dimuati dua helikopter ukuran sedang. Sementara untuk fasilitas dock, Enforcer 10000 dapat membawa 2 unit LCM (Landing Craft mechanised) dan dua unit LCU (Landing Craft Utility). Enforcer 1000 dirancang untuk diawaki 150 personsel. Sebagai kapal angkut amfibi, Enforcer 10000 dapat mengangkut 400 pasukan Marinir.
Untuk aksi loading dan unloading, Enforcer dilengkapi side ramp dengan kapasitas 50 ton, dan stern ramp (rampa utama di buritan) dengan kapasitas 70 ton. Di ruang kargonya, juga disiapkan cargo elevator 25 ton dan deck crane dengan kapasitas 25 ton.
Untuk bekal pertahanan, pada haluan dapat dipasangi kanon reaksi cepat kaliber 76 mm, dua pucuk kanon kaliber 30 mm pada anjungan dan beberapa titik untuk penempatakan senapan mesin berat kaliber 12,7 mm. Sensor yang terkait disiapkan Damen seperti 2D Surveillance & target indication radar, IFF, Electronic support measures, electro optical fire control, combat management system, CIC, dan Integrated internal & external communication system.
Yang tak bisa dikesampingkan, setiap LPD juga berperan untuk dukungan misi kesehatan, Enforcer 10000 pun dlengkapi fasilitas bak rumah sakit, dengan adanya ruang bedah, X-ray, ICU dan enam tempat tidur untuk perawatan pasien.
Enforcer 10000 ditenagai mesin diesel dan motor elektrik. Kompsisi tenaga diesel-nya terdiri dari empat unit generator diesel dan satu generator diesel cadangan. Enforcer 10000 dapat melaju hingga kecepatan 18 knots, sementara jarak jelajahnya 18.520 km. Kapal ini punya endurance sampai 30 hari untuk memenuhi kebutuhan awaknya, sedangkan 15 hari endurance dalam misi yang melibatkan personel tambahan. (Bayu Pamungkas).

Bagikan artikel ini

1 komentar

  1. Damen Enforcer 10000 perlu dibeli TNI AL dg Totnya, utk strategi kedepan sdh sangat bagus utk membangun kapal induk panjangnya 150 m dan PT Pal membuat rekontruksi tambahan menjadi 200 m kan sangat menjanjikan.....Bravo TNI....

    BalasHapus

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb