 |
| A330 MRTT |
Seperti diberitakan Defense News (3/7), Angkatan Udara Singapura sedang punya banyak gawe dalam waktu dekat. Tidak hanya soal penggantian jet tempur F-16 saja yang sudah menghangatkan kawasan, tapi juga soal pesawat tanker A330 Multi Role Tanker Transport pesanannya.
Seperti diketahui, RSAF memesan pesawat tanker Airbus Industries A330 MRTT. Pesawat pertama akan diterima pada 1 September 2018. Tidak tanggung-tanggung, AU Singapura memesan enam pesawat A330 MRTT yang ditandatangani pada Maret 2014.
Sungguh mengherankan, Singapura yang merupakan negara kecil justru menempatkan perhatian besar pada kemampuan pesawat tanker multiguna, yang mampu mengisi dengan teknik drogue untuk jet tempur Eropa/ Rusia maupun boom untuk jet tempur AU AS seperti F-15 dan F-16.
Menurut KSAU Singapura Mayor Jenderal Mervyn Ong saat diwawancarai Flightglobal (1/6/18), A330 MRTT memberikan kemampuan pada RSAF untuk menambah lama terbang jet-jet tempurnya dalam menjaga wilayah udara negerinya, serta bisa digunakan untuk mendukung operasi penanganan bencana dan penjaga perdamaian.
Menjadi aneh saat melihat tetangganya di selatan yakni TNI AU dengan memandang luasnya wilayah Indonesia namun hingga kini justru belum memprioritaskan pengadaan tanker. KC-130B Hercules semata wayangnya yang ada pun hanya bisa mengisi bahan bakar Hawk 100/200 dan Su-30MK2, tidak bisa mendukung penggelaran F-16.
TNI AU dikabarkan baru hendak mengakuisisi tanker di atas tahun 2020, atau masuk pada MEF III. Padahal pesawat KC-130B Hercules masuk dalam kategori pesawat yang uzur dan dilarang terbang pasca kecelakaan Hercules A-1310 di Medan pada 2015.
Apakah ini sesuatu yang disengaja atau grand design, atau memang karena kemampuan keuangan negara yang membatasi? Tapi apakah Indonesia tidak malu, menengok negeri nan kecil Singapura yang nyatanya lebih paham mengenai air power? (Aryo Nugroho)
Sumber : c.uctalks.ucweb.com
