Letnan Satu Misa Matsushima |
Jepang untuk pertama kalinya menunjuk pilot jet tempur dari kalangan perempuan. Letnan Satu Misa Matsushima, 26, bergabung dengan Pasukan Bela Diri Jepang (JASDF) Angkatan Udara pada pekan ini.
Pemilihan Misa diyakini sebagai capaian positif dalam pemberdayaan perempuan di bidang militer Jepang. Misa menyelesaikan latihan dalam beberapa hari terakhir sebelum resmi didaulat menjadi pilot jet tempur Jepang. Dia adalah satu dari 13.707 perempuan yang mengabdi di Pasukan Bela Diri Jepang.
Jumlah perempuan di bidang militer hanya mencapai 6,1% dari keseluruhan Pasukan Bela Diri Jepang di semua pangkat. Misa lulus dari Akademi Pertahanan Nasional Jepang pada 2014. Dia mengakui keikutsertaannya di dunia militer karena terinspirasi dari film Top Gun yang dirilis pertama kali pada pertengahan 1980-an.
“Sejak saya menonton film Top Gun saat masih duduk di bangku sekolah dasar, saya selalu mengagumi pilot jet tempur. Saya berharap dapat menjadi salah satu pilot yang menginspirasi banyak orang bercita-cita menjadi pilot,” katanya, dikutip cnn.com .
Dedikasinya untuk menjadi pilot jet tempur sangat tinggi. Sebagai pilot jet tempur perempuan pertama Jepang, Misa berjanji akan bekerja keras memenuhi ekspektasi dan menunjukkan sikap baik kepada orangorang yang mendukungnya. Dia ingin terus berlatih dan tidak mau kalah dengan pilot jet tempur laki-laki.
Perempuan yang berasal dari Yokohama Timur itu mendapatkan surat izin menerbangkan pesawat pada 2015 sebelum ikut dalam latihan penerbangan jet tempur. Misa kini akan ditugaskan di Pangkalan Udara Nyutabaru dan diberi jet tempur F-15J, pesawat yang mampu membawa delapan radar dan memiliki misil infra merah.
Misa mengaku bangga dapat terbang bersama pesawat bermesin kembar itu yang mampu melaju hingga 2,5 Mach. “Pilot jet tempur perempuan pertama Pasukan Bela Diri Jepang telah lahir,” ungkap Pasukan Bela Diri Jepang yang tidak menerima pilot perempuan sampai 2015.
Saat itu aturan lama telah diganti. Pasukan Bela Diri Jepang mulai menerima perempuan di berbagai posisi pada 1993. Di seluruh Jepang, perempuan biasanya lebih senang menjadi ibu rumah tangga atau bekerja di bagian administratif.
Tapi, dengan populasi yang menua dan SDM yang surut, Pemerintah Jepang terpaksa harus memperdayakan perempuan. Kebijakan baru itu juga sampai pada militer. Kementerian Pertahanan Jepang meluncurkan serangkaian inisiatif pada akhir April dengan tujuan meningkatkan jumlah perempuan di Pasukan Bela Diri Jepang sebesar 9% pada 2030.
Pada Maret, Pasukan Bela Diri Jepang Angkatan Laut juga menunjuk komandan perempuan. Di Amerika Serikat (AS), berdasarkan data think thank Dewan Hubungan Luar Negeri (CFR), jumlah perempuan yang mengabdi di bidang militer mencapai 16%.
Jeannie Marie Leavitt menjadi pilot jet tempur perempuan pertama AS. Dia juga menjadi perempuan pertama yang memimpin sayap jet tempur USAF. Leavitt mengikuti latihan penerbangan pilot instruktur T-38 di Pangkalan Udara Randolph San Antonio setelah larangan keterlibatan perempuan dicabut pada April 1993.
Setahun sebelumnya, dia berlatih di Pangkalan Udara Laughlin Texas. Sejak saat itu dia mulai mengikuti latihan formal di atas jet tempur F-15E Eagle. Jam terbang Leavitt bersama F-15 mencapai 300 jam pertempuran, mayoritas selama perang di Irak dan Afghanistan.
333d Fighter Squadron merupakan skuad pertama di bawah komandonya. Pada Juni 2012 dia kemudian ditunjuk menjadi Komandan 4th Fighter Wing sebelum menjadi asisten sekretaris pertahanan.
Seperti Leavitt, Avani Chaturvedi juga sukses meniti karier di bidang militer. Satu dari tiga pilot jet tempur pertama India itu diinduksi Tentara India Angkatan Udara dan diresmikan Menteri Pertahanan Manohar Parrikar. Tahun ini dia menjadi perempuan India pertama yang menerbangkan MiG-21 seorang diri.(don)
Sumber : https://international.sindonews.com
Pemilihan Misa diyakini sebagai capaian positif dalam pemberdayaan perempuan di bidang militer Jepang. Misa menyelesaikan latihan dalam beberapa hari terakhir sebelum resmi didaulat menjadi pilot jet tempur Jepang. Dia adalah satu dari 13.707 perempuan yang mengabdi di Pasukan Bela Diri Jepang.
Jumlah perempuan di bidang militer hanya mencapai 6,1% dari keseluruhan Pasukan Bela Diri Jepang di semua pangkat. Misa lulus dari Akademi Pertahanan Nasional Jepang pada 2014. Dia mengakui keikutsertaannya di dunia militer karena terinspirasi dari film Top Gun yang dirilis pertama kali pada pertengahan 1980-an.
“Sejak saya menonton film Top Gun saat masih duduk di bangku sekolah dasar, saya selalu mengagumi pilot jet tempur. Saya berharap dapat menjadi salah satu pilot yang menginspirasi banyak orang bercita-cita menjadi pilot,” katanya, dikutip cnn.com .
Dedikasinya untuk menjadi pilot jet tempur sangat tinggi. Sebagai pilot jet tempur perempuan pertama Jepang, Misa berjanji akan bekerja keras memenuhi ekspektasi dan menunjukkan sikap baik kepada orangorang yang mendukungnya. Dia ingin terus berlatih dan tidak mau kalah dengan pilot jet tempur laki-laki.
Perempuan yang berasal dari Yokohama Timur itu mendapatkan surat izin menerbangkan pesawat pada 2015 sebelum ikut dalam latihan penerbangan jet tempur. Misa kini akan ditugaskan di Pangkalan Udara Nyutabaru dan diberi jet tempur F-15J, pesawat yang mampu membawa delapan radar dan memiliki misil infra merah.
Misa mengaku bangga dapat terbang bersama pesawat bermesin kembar itu yang mampu melaju hingga 2,5 Mach. “Pilot jet tempur perempuan pertama Pasukan Bela Diri Jepang telah lahir,” ungkap Pasukan Bela Diri Jepang yang tidak menerima pilot perempuan sampai 2015.
Saat itu aturan lama telah diganti. Pasukan Bela Diri Jepang mulai menerima perempuan di berbagai posisi pada 1993. Di seluruh Jepang, perempuan biasanya lebih senang menjadi ibu rumah tangga atau bekerja di bagian administratif.
Tapi, dengan populasi yang menua dan SDM yang surut, Pemerintah Jepang terpaksa harus memperdayakan perempuan. Kebijakan baru itu juga sampai pada militer. Kementerian Pertahanan Jepang meluncurkan serangkaian inisiatif pada akhir April dengan tujuan meningkatkan jumlah perempuan di Pasukan Bela Diri Jepang sebesar 9% pada 2030.
Pada Maret, Pasukan Bela Diri Jepang Angkatan Laut juga menunjuk komandan perempuan. Di Amerika Serikat (AS), berdasarkan data think thank Dewan Hubungan Luar Negeri (CFR), jumlah perempuan yang mengabdi di bidang militer mencapai 16%.
Jeannie Marie Leavitt menjadi pilot jet tempur perempuan pertama AS. Dia juga menjadi perempuan pertama yang memimpin sayap jet tempur USAF. Leavitt mengikuti latihan penerbangan pilot instruktur T-38 di Pangkalan Udara Randolph San Antonio setelah larangan keterlibatan perempuan dicabut pada April 1993.
Setahun sebelumnya, dia berlatih di Pangkalan Udara Laughlin Texas. Sejak saat itu dia mulai mengikuti latihan formal di atas jet tempur F-15E Eagle. Jam terbang Leavitt bersama F-15 mencapai 300 jam pertempuran, mayoritas selama perang di Irak dan Afghanistan.
333d Fighter Squadron merupakan skuad pertama di bawah komandonya. Pada Juni 2012 dia kemudian ditunjuk menjadi Komandan 4th Fighter Wing sebelum menjadi asisten sekretaris pertahanan.
Seperti Leavitt, Avani Chaturvedi juga sukses meniti karier di bidang militer. Satu dari tiga pilot jet tempur pertama India itu diinduksi Tentara India Angkatan Udara dan diresmikan Menteri Pertahanan Manohar Parrikar. Tahun ini dia menjadi perempuan India pertama yang menerbangkan MiG-21 seorang diri.(don)
Sumber : https://international.sindonews.com