![]() |
Kapal Induk Admiral Kuznetsov Rusia |
Kapal induk satu-satunya milik Rusia, Admiral Kuznetsov, harus dimodifikasi untuk dapat menangani pesawat tempur baru multirole Mikoyan MiG-29KR Fulcrum-K ketika nanti kembali beroperasi.
Kapal besar era Soviet yang sudah cukup tua tersebut masuk ke dry-dock untuk perbaikan dan upgrade pada awal tahun ini di bulan Mei. Rusia berharap untuk menyelesaikan modifikasi tersebut dalam periode overhaul selama dua setengah tahun.
"Pesawat MiG-29K/MiG-29KUB, Su-33 dan beberapa jenis helikopter akan berpangkalan pada kapal perang tersebut," kata Kepala Biro Desain Nevskoye Sergei Orlov kepada kantor berita resmi TASS.
“Beberapa penyesuaian akan dilakukan secara persis untuk mengakomodasi pesawat MiG-29K/MiG-29KUB. Pilot menginginkan sesuatu yang baru, sesuatu yang lebih baik dan lebih dapat diandalkan. Sebenarnya, seluruh pesawat dan bagian teknis sistem kapal akan dimodernisasi."
MiG-29KR telah diuji diatas kapal Kuznetsov pada tahun 2016 dan kapal telah dikerahkan ke pantai Suriah dengan empat pesawat MiG-29KR. Wing udara Kuznetsov kehilangan salah satu dari pesawat tersebut pada November 2016 ketika pesawat Fulcrum tersebut gagal mendarat di kapal induk karena rusaknya kabel penahan (arrestor cable).
"Kabel penahan yang rusak dan penundaan dalam perbaikannya menjadi titik awal dari peristiwa itu," kata narasumber pertahanan Rusia kepada Lenta.ru pada saat itu.
"Pilot terpaksa untuk melakukan eject setelah kehabisan bahan bakar karena komandan tidak ingin mengirim pesawat itu ke lapangan terbang alternatif, dan berharap untuk dapat dengan cepat menyelesaikan masalah di dek kapal. Jika pilot mendarat di Hmeymim (Suriah), atau di Siprus, maka insiden itu harus dilaporkan dan akan ada teguran. "
Sementara Kuznetsov sedang dilakukan overhaul, kapal tersebut tidak akan sepenuhnya dimodernisasi.
"Ini adalah perbaikan kapal dengan penggantian beberapa peralatan." kata Sergei Vlasov, Direktur Jenderal Nevsky PKB mengatakan kepada kantor berita TASS pada tahun lalu. "Pada dasarnya, tidak ada modernisasi."
Salah satu alasan bahwa Kremlin tidak mengizinkan modernisasi yang ekstensif dari kapal induk Rusia tersebut adalah karena kapal itu harus segera kembali ke armada. Modernisasi yang mendalam mungkin akan berlarut-larut selama lebih dari sepuluh tahun mengingat keadaan galangan kapal Rusia.
Rusia tidak ingin tanpa Kuznetsov dalam armadanya selama itu karena akan menyebabkan kehilangan keahlian di bidang terkait lainnya seperti kemampuan operasi kapal induk di laut, yang merupakan salah satu masalah dengan memiliki hanya satu kapal induk.
"Ini jelas mengapa, karena risiko modernisasi akan berlangsung selama 10 tahun dan menghabiskan banyak uang," kata peneliti Mikhail Barabanov, editor Moscow Defense Brief, yang diterbitkan oleh Pusat Analisis Strategi dan Teknologi (CAST), pada tahun lalu.
"Karena Kuznetsov selain platform tempur juga sebagai platform pelatihan, modernisasi mendalam untuknya akan menjadi beban."
Vasily Kashin, seorang mitra senior di Center for Comprehensive European and International Studies pada Moscow’s Higher School of Economics, sependapat dengan hal tersebut.
"Karena modernisasi yang sebenarnya kemungkinan akan memakan waktu lebih lama dan kapal mungkin segera diperlukan," kata Kashin kepada National Interest pada tahun lalu.
Kuznetsov adalah kapal induk desain lama yang berasal dari era Soviet dan pada titik tertentu kapal itu harus diganti. Namun, kapal induk baru Rusia sebagian besar masih merupakan diskusi teoritis pada saat ini karena Moskow saat ini tidak memiliki sumber daya untuk membangun kapal tersebut sampai setidaknya tahun 2025.
"Saat ini jelas bahwa Rusia tidak mungkin untuk mulai membangun kapal induk kedua sebelum tahun 2025 dan itu berarti bahwa itu tidak akan beroperasi sebelum awal 2030-an," kata Kashin.
“Situasinya mirip seperti era Uni Soviet pada periode awal. Uni Soviet tidak memiliki sumber daya untuk angkatan laut yang ocean going sebelum akhir tahun 1960-an, karena adanya masalah lain yang lebih penting. Akibatnya, kapal perang tua Angkatan Laut Kekaisaran Rusia, dua dari kapal itu terlibat Perang Dunia I dan Perang Dunia II, masih bertugas hingga tahun 1956.” (Dave Majumdar)
Sumber : nationalinterest.org