F-22 Raptor |
Sudah lama Angkatan Udara AS (USAF) ingin menambah armada F-22 Raptor miliknya. Namun apa daya, jet tempur ini terlalu mahal. Dikutip dari laman DefenseOne, harga jual per unit Raptor pada 2009 saja sekitar 150 juta dolar AS dan diperkirakan harga untuk saat ini jikalau diproduksi ulang sekitar 250 juta dolar per unit.
Saat ini USAF memiliki 183 Raptor dalam inventarisnya dan empat pesawat lainya telah rusak akibat berbagai sebab. Jumlah ini terbilang sangat minim bila dibanding penempur utama USAF lainnya seperti Boeing F-15C/D yang mencapai 236 unit.
Di tengah ketatnya anggaran pertahanan AS, untuk menambah armada jet tempur generasi kelima tersebut adalah mustahil untuk saat ini. Tak ada pilihan, upaya lain dilakukan USAF untuk menambah armada Raptor-nya biarpun hanya satu unit saja.
Upaya tersebut telah dilakukan oleh USAF, terekam dalam sebuah seremoni bersama perwakilan Lockheed Martin dan Boeing di Pangkalan Udara Edward, California tanggal 30 Agustus 2018 lalu. USAF membuat keputusan untuk menghidupkan kembali Raptor bernomor ekor 91-4006 milik Skadron Uji Terbang 411 (FTS 411).
Raptor 91-4006 merupakan jet tempur generasi kelima pertama yang dipasangi avionik lengkap untuk pengujian dan mulai dioperasikan sejak Mei 2001. Namun, sejak 2012 pesawat mulai di-grounded karena tak ada dana untuk meningkatkannya (upgrade).
Pesawat yang telah enam tahun mati suri dan tersimpan di hanggar milik FTS 411 tersebut selajutnya akan dimodernisasi oleh Tim Lockheed Martin dan Boeing. Pengerjaan akan memakan waktu selama 27 bulan atau 25.000 jam kerja untuk memperbaiki 11.000 komponennya.
Kelak setelah rampung usia pakai Raptor 91-4006 akan bertambah 2.000 jam lagi dari 2.000 jam yang pernah diperolehnya. Selanjutnya sang Raptor pionir ini akan bergabung dengan skadron tempur jet siluman lainnya menjadi petarung udara sesungguhnya. (Rangga Baswara Sawiyya)
Sumber : http://angkasareview.com