Black Shark, Torpedo Heavy Weight Jenis Baru untuk Kapal Selam Nagapasa Class TNI AL - Radar Militer

01 April 2019

Black Shark, Torpedo Heavy Weight Jenis Baru untuk Kapal Selam Nagapasa Class TNI AL


Torpedo Black Shark buatan Whitehead Sistemi Subacquei (WASS), Finmeccanica Company, Italia, merupakan torpedo jenis baru dan modern kini telah dibeli oleh Indonesia untuk melengkapi persenjataan kapal selam Nagapasa Class TNI AL.
Torpedo Black Shark
Torpedo Black Shark 
Merujuk ke informasi yang dirilis Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI). Kontrak pengadaan Black Shark telah dilakukan pada tahun 2013 untuk 24 unit torpedo. SIPRI menyebut periode pengiriman torpedo dari Italia tersebut ada di periode 2017 - 2018.
Black Shark adalah tipe torpedo heavy weight yang tak hanya garang dari nama yang disematkan, tapi Black Shark atau yang akrab diberi label IF21, juga wujud dari torpedo tercanggih di kelas kaliber 533 mm. Sejak aktif digunakan pada tahun 2004, Black Shark di dapuk sebagai sosok senjata monster bawah laut yang mampu menjangkau target long range dan multi purpose.
Yang menjadikan Black Shark terasa special adalah kemampuannya yang dual purpose, Black Shark asasinya untuk mengahajar kapal selam dan kapal permukaan, torpedo ini juga mampu manjalankan misi anti-ship torpedo. Dari segi operasional, Black Shark ideal untuk digunakan di perairan dalam dan perairan dangkal. Agar sukses menghantar maut ke sasaran yang dituju, Black Shark punya kemampuan full stealth, dalam artian tingkat emisi suara yang dipancarkan nyaris tidak terdeteksi. Sebagai alutsista berstandar NATO, Black Shark mengusung STANAG 4405, dengan interface yang punya kompabilitas dengan semuan CMS (Combat Management Systems) modern.
Torpedo dengan bobot 1,5 ton ini punya kemampuan long range dengan jarak luncur ideal hingga 50 km dengan kecepatan maksimum 50 knot. Namun, sesuai kebutuhan operasi dan jenis sasaran yang ingin dihantam, Black Shark dapat di setting meluncur hingga kecepatan 52 knot untuk jarak luncur 22 km. Sementara bila dibutuhkan, jarak luncur bisa di setting sampai 90 km, namun kecepatan melorot jadi 12 knot. Black Shark dibekali dua bilah propeller yang masing-masing bergerak secara berlawanan, pola gerakan propeller ini menghasilkan tingkat kesenyapan yang tinggi, selain laju kecepatan tinggi pada torpedo.
Black Shark dibekali dibekali hulu ledak powerful explosive charge, meski pihak pabrikan merahasiakan berat hulu ledaknya. Pada prinsipnya, hulu ledak dapat diaktifkan oleh pengaruh dari gelombang akustik dan efek tabrakan. Amunisi yang diusung bersifat sensitif dengan standar STANAG 4439 dan MURAT-2. Sumber pasokan tenaga Black Shark berasal dari desain baru advanced lithium polymer rechargeable battery.
Low Maintenance
Sumber pasokan tenaga Black Shark berasal dari desain baru advanced lithium polymer rechargeable battery. Sistem propulsi listrik, didasarkan pada baterai oksida perak dan aluminium. Baterai ini punya kepadatan energi yang tinggi dan konduktivitas elektrolit tinggi menawarkan keamanan maksimum dan penyimpanan energi hingga 12 tahun. Dengan sistem pasokan energi yang berlaku, maka wajar bila Black Shark dapat menghemat biaya maintenance. (Gilang Perdana)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)