Pada akhir Februari 2019, Angkatan Udara India ditugaskan melaksanakan serangan udara presisi atau surgical strike ke kamp teroris yang dibiayai Pakistan di wilayah Balakot, dataran tinggi Kashmir.
Serangan yang diklaim sukses tersebut mengandalkan bom pintar buatan Israel, SPICE.
![]() |
KAB-500 b |
Walaupun dielu-elukan publik, rakyat India jadi bertanya-tanya, kenapa serangan sepenting itu harus mengandalkan alutsista asing? Bukankah DRDO (badan riset militer India) memiliki proyek bom pintar bersandi Chakra Sudarshan? Kenapa senjata ini tidak digunakan?
Menjawab kritisi tersebut, Organisasi Penelitian dan Pengembangan Pertahanan (DRDO) pada hari Jumat minggu lalu berhasil menguji pelepasan bom pintar kelas 500 kg yang dikembangkan sendiri dari jet tempur Sukhoi Su-30MKI di wilayah pengujian Pokhran di Gurun Rajasthan.
Kementerian pertahanan mengatakan, bom yang dipandu mencapai jarak yang diinginkan dan mengenai sasaran dengan presisi tinggi.
Bom pintar sekelas KAB-500 buatan Rusia ini memiliki daya hancur yang cukup letal atas bangunan, bunker, maupun untuk menghancurkan area yang luas.
Keberhasilan ini membuka jalan Su-30MKI untuk digunakan melakukan serangan presisi seperti di Balakot, yang saat itu dieksekusi oleh Mirage 2000 Vajra milik AU India. (Aryo Nugroho)
Sumber : http://angkasa.news