AFV (Armored Fighting Vehicle) Hunter Angkatan Darat Singapura tampil perdana di depan umum pada 9 Agustus 2019, pada parade militer National Day Singapura. AFV Hunter adalah platform tempur full digital pertama yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan operasional untuk medan perang masa depan.
 |
| AFV Hunter |
AFV Hunter beroda rantai diresmikan oleh Angkatan Darat Singapura pada Juni 2019. Dirancang dan dikembangkan secara lokal oleh Badan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Pertahanan Singapura (Defence Science and Technology Agency) bersama dengan Angkatan Darat Singapura dan perusahaan ST Engineering, Hunter diluncurkan pada Juni 2016 dan akan secara bertahap menggantikan armada AFV Ultra M113 milik AD Singapura, yang telah beroperasi sejak tahun 1970-an.
AFV Hunter adalah kendaraan lapis baja full digital pertama, memadukan kokpit tempur yang menampilkan serangkaian layar display multi-fungsi yang mendukung setiap anggota awak kendaraan dalam tugas komando dan pengendalian, pengoperasian senjata dan manuver kendaraan. Fitur display ini termasuk input video dan data dari kamera pengemudi, perangkat penglihatan komandan dan juru tembak, sensor pengawasan sekeliling kendaraan, data sistem dari sensor platform dan Integrated Battlefield Management System (IBMS).
AFV Hunter dilengkapi dengan Remote Controlled Weapon Station (RCWS) terintegrasi Samson 30 buatan Rafael Israel yang dipersenjatai dengan satu meriam otomatis Orbital ATK 30mm Mk44 Bushmaster II dan satu senapan mesin koaksial 7,62mm. RCWS dikonfigurasikan dengan peluncur Anti-Tank Guided Missile (ATGM) Spike yang dapat dimasukkan di bawah perlindungan lapis baja dan peluncur granat asap di kedua sisi senjata.
AFV Hunter dioperasikan oleh tiga orang awak yang terdiri dari seorang pengemudi yang duduk di sebelah kiri depan, sementara juru tembak dan komandan kendaraan duduk berdampingan tepat di belakang mesin. Hingga delapan prajurit infanteri bersenjata lengkap dapat diangkut pada kompartemen pasukan belakang.
Hull AFV Hunter merupakan armor all-welded steel yang dapat dilengkapi dengan lapisan pelindung passive armor untuk meningkatkan perlindungan terhadap ancaman balistik dan ranjau. Kendaraan ini didasarkan pada desain modular yang menawarkan kemungkinan untuk melepas dan mengganti paket armor sesuai dengan ancaman baru dan kebutuhan pelanggan.(Angga Saja-TSM)
Sumber : armyrecognition.com
