Angkatan Udara Filipina (PAF) akan menerima Guided Advance Tactical Rockets (GATR) dari perusahaan Israel Elbit Systems.
Menurut MaxDefense Philippines, pengiriman diharapkan terjadi sekitar satu tahun sejak penandatanganan kontrak yang terjadi awal 2019 yang merupakan pembelian uji.
Guided Advance Tactical Rockets (GATR) |
MaxDefense mengatakan mereka "menerima konfirmasi bahwa kontrak telah ditandatangani pada awal 2019 senilai sekitar Php156, 785 juta (sekitar US $ 3 juta), dengan pengiriman diharapkan terjadi dalam waktu sekitar satu tahun atau kurang."
"Pembelian awal yang meliputi beberapa peluncur dan amunisi untuk melengkapi helikopter bersenjata PAF AgustaWestland AW109E, yang akan memungkinkan PAF untuk melakukan evaluasi sendiri terhadap sistem sebelum
memutuskan untuk membeli dalam jumlah yang lebih besar," kata MaxDefense.
memutuskan untuk membeli dalam jumlah yang lebih besar," kata MaxDefense.
Guided Advance Tactical Rockets (GATR) dikembangkan oleh perusahaan Amerika Orbital ATK (sekarang merupakan bagian dari Northrop Grumman), dan Elbit System Israel.
GATR dikembangkan sebagai solusi berbiaya rendah dibandingkan peluru kendali konvensional, yang memungkinkan kemampuan yang sama dengan biaya yang lebih rendah dengan menggunakan sistem roket luncur udara 2,75” yang banyak tersedia pada sebagian besar angkatan udara dunia seperti halnya Angkatan Udara Filipina.
GATR dirancang dengan jejak asap yang minimal, dan memanfaatkan teknologi yang ada pada produksi roket 2,75" termasuk motor dan body roket. GATR juga dikembangkan dengan beberapa jenis hulu ledak termasuk armor penetrating, blast fragmentation, dan high explosive.
Ukuran hulu ledaknya yang kecil juga memungkinkan kerusakan presisi low yield, yang mengurangi atau menghilangkan collateral damage terutama terhadap target di lingkungan perkotaan.
GATR memiliki jangkauan efektif maksimum melebihi 8 kilometer, kompatibel dengan peluncur roket 2,75” yang ada, dan dapat digunakan oleh pesawat sayap tetap yang bergerak lambat atau pesawat helikopter.
Tes berhasil dilakukan di AS pada awal 2009 dengan menggunakan helikopter intai OH-58 Kiowa Warrior, dan ditembakkan melalui metode “lock-on before launch”, mirip dengan kebanyakan rudal berpemandu yang diluncurkan oleh helikopter. GATR juga dapat didukung menggunakan penunjuk laser (laser designation) jarak jauh, atau mengunakan metode "lock-on after launch".
Karena ukurannya dan serta biaya pengembangan yang minimal, dimungkinkan untuk mengurangi biaya produksi dan biaya pembelian dan akan menjadi alternatif yang terjangkau dibandingkan dengan rudal terutama untuk
negara-negara yang memiliki keterbatasan dana.
negara-negara yang memiliki keterbatasan dana.
PAF memilih GATR melalui proses Government-to-Government Negotiated Procurement dengan pemerintah Israel, dimana Bids and Awards Committee PAF mengonfirmasi hal ini dengan pengumuman yang dikeluarkan pada akhir 2018.(Angga Saja-TSM)
Sumber : airforce-technology.com