Drone CH-4 Rainbow yang dimiliki TNI Angkatan Udara adalah pesawat tempur tak berawak (UCAV) buatan China. Drone tempur ini disebut-sebut meniru UCAV Amerika Serikat, MQ-9 Reaper.
Keduanya sama-sama untuk melakukan serangan yang dipandu dan dirancang untuk menuju target dengan waktu tempuh sampai berjam-jam, bahkan CH-4 Rainbow bisa menjalankan misi 12-14 jam.
![]() |
Drone CH-4 Rainbow |
Eksterior kedua pesawat ini dikatakan sangat mirip dari ujung sampai ekor, posisi tiga roda permanen, sampai sayap, demikian dilansir laman Militaryfactory.
Seperti dalam desain Reaper, CH-4 Rainbow mengandalkan badan pesawat ramping yang berisi peralatan optik, avionik, bahan bakar, dan mesin, yang menggerakkan baling-baling tiga bilah di bagian belakang badan pesawat. Pada moncong, diletakkan sensor dengan Infra-Red dan pengintai laser.
Drone ini bisa mengangkut dua rudal terpandu anti-tank serta bom hingga 349 kg. Ada 4 sampai 6 tempat untuk menggantung bom dan rudal.
Sejumlah negara telah menggunakan CH-4 Rainbow, termasuk Mesir, Irak dan Arab Saudi. Militer Irak menggunakan CH-4 Rainbow untuk melawan pasukan ISIS sementara Saudi telah mengerahkan beberapa armada mereka melawan pemberontak Houthi dalam perang yang sedang berlangsung.
CASC sedang dalam pembicaraan dengan Kerajaan Arab Saudi untuk mengatur produksi lokal beberapa ratus drone CH-4 Raumbow untuk negara kaya minyak itu.
CASC sedang mengembangkan done CH-5, versi sedikit lebih maju dari CH-4 Rainbow. Drone itu terbang pertama pada Agustus 2015. Produk ini fitur spesifikasi kinerja yang ditingkatkan termasuk daya tahan dan ketinggian yang lebih besar.
Menurut Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, TNI AU akan memperkuat dua skuadron dengan 6 pesawat drone CH-4 Rainbow ini. Dalam latihan gabungan TNI "Dharma Yudha 2019" di Pusat Latihan Tempur Marinir Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, Kamis, 12 September 2019, drone CH-4 Rainbow melakukan aksi pengeboman yang dikendalikan dari Surabaya.
Sumber : https://tempo.co