Bell Ungkap Helikopter Serang/Intai Baru untuk Program FARA AD AS - Radar Militer

03 Oktober 2019

Bell Ungkap Helikopter Serang/Intai Baru untuk Program FARA AD AS


Bell Textron Inc. telah mengumumkan rencana pengembangan sebuah helikopter baru, Bell 360 Invictus, sebagai peserta untuk program Future Attack Reconnaissance Aircraft (FARA) Competitive Prototype Angkatan Darat Amerika Serikat.
Ilustrasi
Ilustrasi 
Perusahaan Bell mengungkapkan hal tersebut pada 1 Oktober di Arlington, Virginia. Bell 360 Invictus didasarkan pada teknologi Bell 525 Relentless, tetapi dengan beberapa perbedaan utama, termasuk ukurannya untuk memenuhi persyaratan Angkatan Darat AS untuk bilah rotor berdiameter 40 kaki.
525 Relentless adalah helikopter komersial yang lebih besar dari desain Invictus dan, menurut Bell, telah mencapai kecepatan lebih dari 200 knot dalam pengujian. Rencananya bagi Invictus adalah untuk melebihi dari memenuhi persyaratan kecepatan Angkatan Darat AS sebesar 180 knot.
Bell berencana untuk menampilkan mockup skala penuh dari pesawat itu di acara tahunan Asosiasi Angkatan Darat AS yang dimulai 14 Oktober.
"Bell benar-benar berkomitmen untuk memasok Angkatan Darat Amerika Serikat dengan solusi yang paling terjangkau, paling berkelanjutan, risiko terendah, paling tidak kompleks untuk FARA sambil memenuhi semua persyaratan," kata Keith Flail, wakil presiden perusahaan Bell untuk advanced vertical lift systems.
Desain menampilkan helikopter dengan rotor utama tunggal dalam konfigurasi empat-blade, fuselage dengan low-drag tandem cockpit dan kemudahan pengangkutan dalam C-17.
Salah satu teknologi utama yang berasal dari program Bell 525 adalah bilah rotor berkecepatan tinggi, tetapi 525 memiliki lima bilah yang berbeda dengan empat bilah Invictus yang lebih pendek. Banyak teknik pembuatan untuk membuat bilah yang lebih kecil akan terbawa dari program 525 juga.
Helikopter ini akan ditenagai oleh mesin dari Improved Turbine Engine Program (ITEP) Angkatan Darat AS, yang sedang dikembangkan dan dibangun oleh General Electric.
Selain itu, pesawat memiliki unit daya tambahan yang berhubungan dengan drive system untuk menyediakan tenaga kuda tambahan "ketika diperlukan untuk memberi kekuatan ekstra dan kecepatan yang dibutuhkan," kata Flail.
Invictus memiliki sayap (lift-sharing wings) yang akan, setelah pesawat mencapai 180 knot, menurunkan sekitar 50 persen beban untuk daya angkat pesawat, tambahnya, dan memiliki penstabil horisontal aktif di bagian ekor.
Helikopter ini memiliki ducted/canted tail rotor. "Dengan demikian, helikopter mendapatkan beberapa manfaat baik dalam penerbangan berkecepatan tinggi dan, ketika melayang, helikopter akan mendapatkan tambahan lift (daya angkat)," kata Flail.
Desainnya juga menyertakan peluncur amunisi terintegrasi yang menyimpan persenjataan di dalam tubuh pesawat untuk menghilangkan daya hambat (drag) ketika terbang kecepatan tinggi. Peluncur dapat "mengeluarkan senjata" saat diperlukan, kata Flail. Roda pendaratan juga dapat ditarik untuk menghilangkan drag, tambahnya.
Helikopter ini dilengkapi dengan meriam 20mm dan memiliki kemampuan untuk membawa rudal, roket, dan air-launched effects (berupa drone).
Bell bermitra dengan Collins Aerospace untuk program FARA.
Bell akan bersaing dengan AVX Aircraft Co. yang bermitra dengan L-3 Communications Integrated Systems, Boeing, Tim Karem Aircraft-Northrop Grumman-Raytheon dan Sikorsky (dimiliki Lockheed Martin),
Angkatan Darat AS memberikan masing-masing kontrak desain pada bulan April. Hanya ada dua tim yang akan lolos pada akhir fase desain, untuk membangun prototipe yang dapat diterbangkan dari helikopter masa depan tersebut dalam kompetisi head-to-head.
AVX dan L3 meluncurkan desainnya untuk FARA di KTT tahunan Asosiasi Penerbangan Angkatan Darat Amerika di Nashville, Tennessee, musim semi ini. Desain mesin tunggalnya menggunakan teknologi compound coaxial dan ducted fans dari AVX.
Karem mengumumkan akan bekerja sama dengan Northrop dan Raytheon, tetapi rinciannya hanya tersedia sedikit tentang bagaimana pengaturan kerja tim tersebut atau pada helikopter apa desain itu mungkin didasarkan.
Tawaran Sikorsky akan didasarkan pada teknologi koaksial X2-nya yang terlihat dalam helikopter S-97 Raider dan SB-1 Defiant yang dikembangkan Sikorsky-Boeing, yang kini sudah sama-sama terbang.
Angkatan Darat AS terus mencari cara untuk mempercepat penggelaran FARA dan tengah berada pada jadwal yang ambisius untuk mewujudkan prototipe FARA terbang pada tahun 2023. Bell mengatakan sedang bersiap untuk terbang pada tahun 2022. Keputusan produksi mungkin dilakukan pada tahun 2028.
FARA dimaksudkan untuk mengisi kesenjangan kemampuan kritis yang saat ini sedang diisi oleh helikopter serang AH-64E Apache yang bekerja sama dengan pesawat tak berawak Shadow setelah pensiunnya helikopter OH-58D Kiowa Warrior yang diproduksi oleh Bell.(Angga Saja-TSM0

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb