Pemerintah negara-negara Uni Eropa memberi lampu hijau 13 proyek pertahanan pada Selasa untuk melepas ketergantungan dari Amerika Serikat.
Di bawah rencana yang disetujui oleh para menteri pertahanan UE di Brussels, proyek pertahan terdiri dari kapal patroli baru, senjata pengacau elektronik untuk pesawat terbang dan teknologi untuk melacak rudal balistik.
![]() |
Eurofighter Typhoon |
Dikutip dari Reuters, 12 November 2019, proyek-proyek itu membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk dinegosiasikan, tetapi Presiden Prancis Emmanuel Macron menggarisbawahi keinginan untuk kolaborasi pertahanan UE yang lebih luas pekan lalu ketika ia mengatakan aliansi pertahanan NATO sedang sekarat akibat kebijakan AS.
Sekitar 47 proyek pertahanan bersama Uni Eropa kini sedang dikerjakan setelah penandatanganan pakta oleh Prancis, Jerman dan 23 pemerintah UE lainnya pada akhir 2017 untuk mendanai, mengembangkan dan mengerahkan pasukan bersenjata menyusul keputusan Inggris untuk keluar dari blok tersebut.
Semua senjata baru di darat, di laut, atau di udara dan di dunia maya dapat diserahkan kepada NATO, tetapi pertanyaan Presiden AS Donald Trump mengenai signifikansi aliansi telah menambah daya dorong bagi inisiatif pertahanan Eropa.
Macron telah menyatakan keraguan tentang slogan keamanan NATO bahwa serangan terhadap satu sekutu adalah serangan terhadap semua. Tetapi banyak sekutu Eropa menolak komentarnya yang menyebut NATO sekarat.
Meskipun 22 negara Uni Eropa menjadi anggota NATO, blok itu berharap untuk meluncurkan anggaran senjata multi-miliar euro mulai 2021, yang mengharuskan negara-negara anggota UE untuk bekerja sama dalam merancang dan membangun tank, kapal, dan teknologi baru.
Perencanaan pertahanan Eropa, operasi dan pengembangan senjata memperkirakan Prancis mengambil peran besar dalam 60% dari 47 proyek, atau sering kali dengan Jerman, Italia, dan Spanyol.
Di bawah proyek terbaru, Prancis akan memimpin rencana untuk membangun teknologi melacak rudal balistik di luar angkasa, dan mengembangkan senjata pengacau elektronik dengan Spanyol dan Swedia untuk pesawat tempur Eropa.
Bersama Italia, Prancis akan mengembangkan prototipe untuk kelas baru kapal militer, yang dikenal sebagai Corvette Patroli Eropa.
Prancis, Portugal, Spanyol dan Swedia juga bertujuan untuk memberikan sistem anti-kapal selam baru untuk melindungi jalur laut dan komunikasi. Prancis juga sudah memimpin pekerjaan pada helikopter jenis baru untuk Uni Eropa.
Sumber : https://tempo.co