Amerika Serikat telah menyetujui penjualan Sistem Rudal Permukaan-ke-Udara Tingkat Lanjut (NASAMS) ke India. Persetujuan ini dilakukan ketika India telah menyelesaikan pembayaran untuk membeli sistem S-400 Rusia. Hal ini menunjukkan kemenangan diplomasi India dan berhasil menghindari ancaman sanksi AS untuk kesepakatan pembelian senjata dari Rusia.
Selain menerima persetujuan untuk NASAMS, yang juga disebut Sistem Pertahanan Udara Terpadu (IADWS), Kementerian Pertahanan India menandatangani kesepakatan pertahanan utama Indo-AS berupa pembelian Helikopter Sikorsky MH-60R dan Helikopter Apache AH-64E bernilai hampir $ 3,5 miliar menjelang kunjungan Presiden AS Donald Trump ke India.
![]() |
Sistem Pertahanan Udara NASAMS |
Berbeda dengan posisi Turki, di mana Amerika Serikat menariknya keluar dari program F-35 setelah membeli sistem S-400 Rusia. Amerika Serikat juga memberi lampu hijau pada Lockheed Martin untuk berpartisipasi dalam upaya menjual pesawat tempur F-16 (F-21) ke India.
Sementara telah ada pembicaraan bahwa negara-negara yang membeli perangkat keras militer Rusia akan terkena ancaman Sanksi CAATSA. Sedangkan pejabat senior administrasi Trump telah mengesampingkan penerapan CAATSA ke India.
Pada tahun lalu sejak CAATSA diumumkan, India telah membayar uang muka untuk membeli sistem S-400. Dan melanjutkan negosiasi untuk membeli berbagai peralatan militer Rusia - mulai dari tank T-90 hingga jet tempur Su-30MKI tambahan dan kapal perang.
Ancaman CAATSA diyakini telah membuat Indonesia tidak melanjutkan kesepakatan dengan Rusia untuk membeli sekitar 10 jet tempur Sukhoi Su-35.
Terlepas dari meningkatnya penjualan senjata Amerika, Rusia masih menjadi yang terdepan dalam penjualan perangkat keras militer ke India dan kesepakatan bernilai sekitar $ 10 - $ 12 miliar sedang dinegosiasikan.(paijojr)
Sumber : https://www.defenseworld.net/