Rusia Sedang Merancang Rudal Udara Jarak Jauh Anti-Hipersonik - Radar Militer

14 Februari 2020

Rusia Sedang Merancang Rudal Udara Jarak Jauh Anti-Hipersonik

Rusia sedang merancang rudal udara jarak jauh untuk mencegat target dengan kecepatan dan manuver. Para ahli mengatakan desain itu sangat penting, ketika Pentagon mengumumkan rencana untuk menguji empat amunisi hipersonik baru pada tahun 2020. Rudal baru itu juga akan melawan pesawat modern dan rudal jelajah. Saat ini, hanya Rusia yang memiliki senjata hipersonik, tetapi banyak negara terlibat dalam penciptaannya, tulis harian Izvestia.
Rudal Hipersonik Amerika Serikat
Rudal Hipersonik Amerika Serikat 
Kementerian Pertahanan Rusia memutuskan untuk merancang jet tempur MiG-31 dan Prospective Airborne Complex of Long-range Interception (PAK DP), sebuah sistem intersepsi jarak jauh multirole (MFRK DP) yang mampu menjatuhkan rudal hipersonik. Sumber-sumber yang mengetahui situasi tersebut mengatakan bahwa penelitian teoritis dari rudal udara-ke-udara jarak jauh dengan beberapa kendaraan masuk kembali telah selesai. Karakteristik dan komposisi sistem sedang ditentukan. Salah satu kandidat adalah rudal jarak menengah K-77M.
Presiden Vladimir Putin mengatakan pada bulan Mei 2019 bahwa negara-negara terkemuka di dunia cepat atau lambat akan mendapatkan senjata hipersonik. Dia berpikir untuk mengembangkan pertahanan terhadap mereka sebelum senjata muncul di luar negeri. Rudal yang dirancang menawarkan pertahanan seperti itu. Amunisi udara kecepatan tinggi yang berat akan mengantarkan kendaraan masuk kembali dengan beberapa rudal udara-ke-udara ke beberapa ratus kilometer. Rudal akan terpisah dari operator, secara mandiri mencari dan menyerang target.
Senjata semacam itu menghancurkan sasaran pada jarak yang sangat jauh, kata pakar Dmitry Kornev. Diperlukan untuk menembak jatuh wahana pembawa misil sebelum dapat melepaskan misilnya ke sasaran. "Sebuah rudal antipesawat biasa memiliki satu hulu ledak. Kemungkinan kehilangan target hipersonik yang bermanuver tinggi. Jika satu senjata membawa beberapa hulu ledak homing, peluang untuk menjatuhkan target kecepatan tinggi meningkat," katanya. Jika terjadi ledakan dengan senjata intersepsi jarak jauh dengan sasaran hipersonik, semua hulu ledak akan memasuki lintasan amunisi terbang. Penggunaan rudal jarak jauh memperluas zona kehancuran.
Senjata itu akan sangat efektif ketika pesawat beroperasi dalam ruang informasi tunggal. Target udara, jelajah dan rudal hipersonik dapat dideteksi oleh radar darat, pesawat AEW dan sistem peringatan dini. Itu akan tetap untuk jet tempur untuk menembakkan rudal ke area yang diperlukan. "Amerika secara bertahap bergerak menuju pengembangan senjata hipersonik," kata pakar Vadim Kozyulin. "Perlombaan senjata utama sedang disiapkan. Kami harus merancang pertahanan melawan senjata seperti itu sekarang. Amerika Serikat juga sedang merancangnya," katanya.
Menteri Pertahanan AS Mark T. Esper mengatakan bahwa alokasi untuk desain senjata darat, udara dan laut yang hipersonik akan berlipat ganda pada tahun 2020. Media AS mengatakan sembilan proyek dirancang untuk militer. Empat prototipe akan diuji pada tahun 2020.
Cina juga terlibat dalam penelitian ini. Pada musim gugur 2019, China memperlihatkan rudal balistik DF-17 jarak menengah dengan hulu ledak bermanuver. Media asing menyebut situasi itu sebagai perlombaan senjata hipersonik. Amerika Serikat yakin senjata baru itu akan mengubah perang di masa depan seperti kemunculan senjata nuklir, kata Izvestia.(paijojr)


Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)