radarmiliter.com - Dua baterai Iron Dome akan melalui pengujian awal Amerika Serikat sebelum sistem pertahanan udara jarak pendek tersebut dapat dioperasikan pada formasi Angkatan Darat Amerika Serikat.
AD AS berencana untuk memulai pengujian sistem tersebut secara bertahap, ketika rudal, peluncur dan radar dikirimkan dari jalur perakitan di Israel ke Tempat Pengujian Rudal White Sands di New Mexico untuk menjalani program penggelaran peralatan dan pelatihan, kata Brigjen Brian Gibson, Direktur Tim Lintas Fungsional Pertahanan Udara dan Rudal. Baterai Iron DOme dijadwalkan tiba di AS pada Desember 2020 dan Februari 2021.
![]() |
Iron Dome |
Pengujian ketat dari setiap sistem akan diakhiri dengan live-fire untuk menembak jatuh sasaran rudal jelajah, Gibson menjelaskan. Setelah ini, baterai Iron Dome akan secara resmi dibentuk di Fort Bliss, Texas pada September 2021, dan akan siap untuk penugasan operasional pada Desember 2021.
Setelah anggota parlemen membuat ketentuan dalam Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional 2019 AS untuk kemampuan pertahanan rudal jelajah sementara, Angkatan Darat AS memberikan kontrak kepada Israel Missile Defense Organization, atau IMDO, untuk pengadaan dua baterai Iron Dome.
Meskipun sistem senjata tersebut sangat andal dan telah terbukti, Jenderal John M. Murray, komandan United States Army Futures Command mengatakan, “Angkatan Darat AS perlu untuk menguji langsung Iron Dome” untuk melihat apakah mungkin untuk mengintegrasikannya ke dalam jaringan Army's Integrated Air and Missile Defense atau AIAMD.
Korps Marinir AS telah menunjukkan kemungkinan interoperabilitas sistem Iron Dome, tetapi "interoperabilitas" berbeda dengan "terintegrasi", kata Gibson.
Misalnya, meskipun Koprs Marinir AS memberikan data sensor mereka untuk menembakkan Iron Dome, data ini hanya memberikan fire direction dan bukan fire control yang diperlukan di medan perang multi-domain.
"Apa yang ditunjukkan oleh Marinir AS adalah solusi interoperable, di mana mereka mengambil subset dari sistem senjata Iron Dome menggunakan radar, peluncur rudal, hal-hal semacam itu," kata Gibson. Jadi, meskipun Iron Dome mengikuti arahan dari sistem komando misi luar , "sistem senjata masih harus membuat keputusan akhir tentang apa yang harus dilakukan." AD AS menginginkan lebih dari sekedar interoperabilitas dan mencari kemungkinan untuk mengintegrasikan Iron Dome.
Senjata yang lebih lama dirancang tanpa kemampuan bersama, katanya. Karena teknologi dan peperangan telah maju, kebutuhan untuk mengembangkan solusi yang memberikan fleksibilitas dan overmatch yang dibutuhkan komandan telah memunculkan integrasi sebagai prinsip utama pengembangan sistem senjata.
"Angkatan Darat AS hanyalah satu bagian dari pertahanan udara dan rudal gabungan dan koalisi," tambahnya, mengenai masa depan pertahanan udara. "Ini merupakan kegiatan semua angkatan yang harus menyediakan serangkaian kemampuan pertahanan udara dan rudal dari darat, udara, dan laut dan itu lebih dari sekedar membuat hal-hal baru. Ini juga tentang menumbuhkan formasi baru pertahanan udara untuk mencapai hasil yang lebih besar. Ini adalah periode modernisasi Angkatan Darat AS yang paling agresif untuk pertahanan udara dan rudal sejak Perang Dingin."
Sistem Iron Dome adalah senjata yang terbukti sangat andal dalam pertempuran dan selama bertahun-tahun telah membantu melindungi lokasi di sekitar Israel dari tembakan roket.
"Ini adalah sistem pertahanan udara bergerak multi-misi yang efektif, ditarik truk, dikembangkan untuk melawan ancaman roket jarak pendek, artileri dan mortir," katanya.
"Kami menyambut sistem Iron Dome, atau sistem lain yang layak, untuk bersaing dalam kompetisi solusi Angkatan Darat yang berkelanjutan," kata Murray, "dan akan terus melakukan analisis menyeluruh terhadap persyaratan kami untuk mencari solusi modernisasi dari berbagai sumber."(Angga Saja-TSM)
Sumber : army.mil